SEKILASRIAU.COM – Gerhana Bulan yang jatuh pada tanggal 8 November nanti juga disebut Fenomena Purnama Merah Darah atau Blood Moon.
Fenomena Purnama Merah Darah atau Blood Moon ini akan terbit di kawasan barat Indonesia pada saat waktu Magrib.
“Fase gerhana mulai pukul 16:09 WIB sampai 19:49 WIB. Gerhana total mulai pukul 17:16:39 sampai 18:41:37 WIB. Artinya, di kawasan barat Indonesia saat terbit, Purnama sudah dalam kondisi Gerhana Bulan Total yang warnanya merah darah. Media sering menyebutnya sebagai Blood Moon,” tulis Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Pusat Riset Antariksa Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddindi sebuah postingan Instagram.
Adapun dampak fenomena ini secara umum sama dengan Bulan Purnama atau Bulan Baru, terkait dengan pasang maksimum di pantai.
Namun riset yang dilakukan Thomas menunjukkan bahwa potensi banjir rob tidak secara langsung terkait dengan Purnama atau Bulan Baru.
Faktor utama yang berpengaruh adalah konfigurasi Bumi-Bulan-Matahari.
Kombinasi faktor Purnama (termasuk Gerhana Bulan), deklinasi Bulan, perigee (jarak terdekat Bulan ke Bumi) serta deklinasi Matahari mempengaruhi peristiwa banjir rob.
“Terkait fenomena Gerhana Bulan Total, potensi banjir rob di pantai utara (pantura) Jawa Timur sekitar tanggal 7 November. Sedangkan di sekitar pantura Jawa bagian barat dan tengah sekitar 12 November 2022,” jelasnya.
Gerhana Bulan Total adalah fenomena astrnomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi, Ini disebabkan adanya konfigurasi antara Bulan, Bumi dan Matahari yang membentuk sebuah garis lurus.
Saat Bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam.
Saat seluruhnya ada di dalam umbra, warna Bulan akan jadi kemerahan yang disebabkan oleh mekanisme hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer Bumi.