SEKILASRIAU.COM – Korban tewas akibat gempa bumi yang mengguncang Cianjur bertambah, 268 orang meninggal dunia dan 155 dinyatakan hilang.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto saat meng-update kembali total korban akibat bencana gempa yang mengguncang Cianjur, Jawa Barat pada Senin, 21 November 2022 kemarin.
Suharyanto mengatakan korban meninggal dunia berjumlah 268 orang.
Sementara itu, tercatat ada 122 jenazah dari total 268 orang yang berhasil teridentifikasi. Kemudian, sedikitnya ada 151 orang yang dinyatakan hilang.
“Dari 268, yang sudah teridentifikasi itu 122 orang. Ini masih ada korban hilang dan masih dilakukan pencarian secara terus menerus sejumlah 151 orang. Apakah 151 orang ini bagian dari yang belum teridentifikasi, nanti kami dalami lebih lanjut,” kata Suharyanto dalam konferensi pers secara virtual, Selasa, 22 November 2022, dikutip dari Viva.
“Bisa saja, yang masih hilang dan proses pencarian itu sebagian berada dalam data 268 yang belum teridentifikasi. Karena yang baru teridentifikasi 122 jenazah,” sambungnya.
Lebih lanjut, Suharyanto menyebut data korban luka-luka akibat gempa Cianjur ini mencapai 1.083 orang.
Kemudian, ada 58.362 warga yang mengungsi di tenda atau posko pengungsian pusat.
Sementara itu, total rumah yang mengalami kerusakan materil akibat gempa ini berjumlah 22.198 rumah.
Adapun rinciannya, sebanyak 6.570 unit rumah mengalami kerusakan ringan, 2.071 rumah rusak sedang dan 12.641 rumah mengalami kerusakan berat.
“Semuanya masih kita laksanakan pendataan. Namun, ada 12 kecamatan yang terdampak gempa ini di antaranya, Kecamatan Cianjur, Karang Tengah, Warung Kondang, Cugenang, Cilaku, Cibeber, Sukaresmi, Bojong Picung, Cikalong Kulon, Sukaluyu, Pacet dan Kecamatan Gekbrong,” pungkas Suharyanto.
Sebelumnya, pada tanggal 21 November 2022, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyatakan sebanyak 46 orang meninggal dunia.
Selain itu, korban luka-luka gempa bumi berkekuatan 5,6 Magnitudo itu sebanyak 700-an orang.
“Sekarang sudah ada 46 orang yang meninggal dunia dan sudah ada di RSUD Kabupaten Cianjur, dan kurang lebih 700-an orang luka-luka,” kata Kepala BNPB Suharyanto saat konferensi pers via Zoom bersama BMKG, Senin (21/11/2022) dikutip dari detikcom.
Dijelaskan Suharyanto, karena gempa terjadi pada siang hari hari, ditambah dengan kondisi rumah yang tidak tahan gempa, faktor tersebut membuat timbulnya banyak korban.
“Kita bayangkan saja ini siang hari kejadian, dan warga tinggal di rumah-rumah tidak tahan gempa, begitu ada gempa ya langsung ambruk,” ucapnya.
Suharyanto berharap hal tersebut menjadi PR bersama untuk ke depannya. Dia meminta agar ke depannya rumah-rumah di wilayah rawan gempa disiapkan yang tahan gempa.
“Ini jadi PR kita bersama bagaimana menyiapkan rumah – rumah tahan gempa yang sekarang sudah berdiri,” ujar dia.
Editor: Do