Benarkah Guru SD di Sumbar Ngaku Ditekan Saat Minta Maaf soal Viral Dibentak Murid?

Benarkah Guru SD di Sumbar Ngaku Ditekan Saat Minta Maaf soal Viral Dibentak Murid?
Foto Fermini Wulansari (tengah, memakai hijab), foto: detik.com

SEKILASRIAU.COM – Guru SD N 07 Sariak Laweh Sumatera Barat (Sumbar) ngaku ditekan saat minta maaf terkait viralnya dibentak murid beberapa waktu yang lalu.

Sebelumnya diketahui beberapa waktu yang lalu telah beredar luas video murid SD yang bentak guru bahkan sempat memaki guru tersebut.

Setelah peristiwa itu, Guru yang diketahui bernama Fermini Wulansari meminta maaf.
Namun, baru-baru ini permintaan maaf guru diduga karena ada paksaan dan tekanan.

Lantas seperti apa informasi permintaan maaf guru karena ada paksaan ini?

Dikutip dari detik.com, Ketua DPRD Kabupaten Limapuluh Kota, Deni Asra, mengatakan Fermini mendapat tekanan.

Deni mengaku sudah bertemu dengan Fermini secara langsung. Dari pertemuan itu, Fermini mengaku kerap mendapatkan perlakukan tidak menyenangkan di sekolah.

“Sebenarnya kami menunggu kedatangan Kadisdik dan Kepsek untuk mencocokkan keterangan beliau dengan sang guru. Agar keterangan ini berimbang. Pengakuan dari sang guru, dia mendapatkan perlakuan tidak baik, yang berlangsung cukup lama di sana,” ujarnya.

Menurut Deni, Fermini menjelaskan kejadian itu berawal ketika sang guru merekam aksi murid tersebut saat mendatangi sepeda motornya.

Fermini sejak awal memang mencari pelaku, yang kerap mengempiskan ban sepeda motornya.

“Semua yang dilakukan sang guru selalu salah sama murid itu, bahkan sebelum kejadian ini, dari sang guru sebenarnya mencari sosok yang membocorkan motornya setiap saat. Bahkan dia meletakkan motor itu di depan kelas yang mau dia ajar,” ungkapnya.

“Saat itu ia melihat sang anak mendekati motornya. Lalu ia merekam sang anak di sana. Karena ketahuan ia merekam, anak itu langsung melemparkan umpatan dan melakukan perilaku tidak mengenakkan pada sang guru,” sambungnya.

Menurut Deni Asra, dalam pemintaan maaf sang guru, terjadi unsur pemaksaan. Kalimat yang dibaca sang guru juga sudah ditulis di papan tulis.

“Dari pengakuan, sang guru mendapatkan tekanan orang sekitar, sehingga memaksa sang guru meminta maaf. Dalam video pemintaan maaf itu, kalimatnya sudah dibuat di papan tulis juga,” jelasnya.

Selain itu DPRD Limapuluh Kota akan memberikan tiga point ke Kadisdik terkait peristiwa itu.

Tiga poin itu mulai dari Kadisdik mengakui kesalahan dalam memberikan sanksi pada sang guru, trus mempertemukan murid berserta orang tuanya pada sang guru untuk meminta maaf secara terbuka.

Terakhir guru tersebut dipindahkan ke sekolah yang lebih baik.

“Tiga poin itu permintaan kami, terkait kepindahan sang guru, itu permintaan dari dia. Jadi demi kenyamanan, kami sarankan untuk dipindahkan dia dalam mengajar,” ungkapnya.

Saat dihubungi detikSumut secara terpisah, Fermini Wulansari tak membantah jika permintaan maaf yang dibuatnya karena terpaksa.

Meski begitu dia tidak mau berkomentar banyak terkait permasalahan yang menimpanya.

Ia menyebut apa yang terjadi sudah dijelaskan secara detail pada pimpinan DPRD Limapuluh Kota.

“Permasalahan saya ini sudah saya serahkan semuanya pada DPRD, untuk diselesaikan. Saat ini saya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut. Semua sudah detail sama DPRD Limapuluh Kota,” ungkapannya.

Editor: Redaksi