SEKILASRIAU.COM – Diduga sering dibully, video siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Banjarmasin tusuk teman sekelasnya viral di media sosial.
Peristiwa siswa tusuk teman sendiri ini menjadi perbincangan dan sorotan lantaran penyebabnya.
Sebagaimana diketahui insiden ini terjadi karena mendapat bullying di lingkungan sekolah.
Dalam video yang beredar, tampak seorang siswa laki-laki memasuki ruang kelas dan langsung menuju arah bangku belakang.
Siswa laki-laki itu tampak terburu-buru menghampiri siswa yang duduk dibelakang ruang kelas itu.
Video 50 detik yang diunggah di Twitter itu mendapat sorotan dan telah dibagikan sebanyak 1243 kali.
“Viral di Media Sosial, insiden siswa SMAN 7 Banjarmasin menusuk teman sekelasnya, Senin (31/7/2023)” tulis keterangan unggahan akun Twitter @Der*****.
Dilansir dari banjarmasin.tribunnews.com, insiden siswa SMAN 7 Banjarmasin menusuk teman sekelasnya viral, Senin (31/7/2023).
Dugaan motif peristiwa itu karena sakit hatinya pelaku terhadap korban akibat sering dibully.
Peristiwa ini dibenarkan Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin, Kompol Thomas Afrian.
Menurutnya, peristiwa itu terjadi pada pagi hari. “Korban dan pelaku merupakan teman satu kelas,” ungkap Kasat Reskrim.
Pelaku sendiri kata Kasat berinisial A (15), sedangkan korban berinisial M (15).
Terkait dengan kronologi kejadian itu, Kasat menjelaskan pada pagi hari sekitar pukul 07:15 Wita, pelaku dan korban sedang berada di kelas.
“Tiba-tiba saja si pelaku ini mengeluarkan sebilah pisau lalu menusukkan ke arah korban,” jelas Thomas.
Akibatnya, korban mendapat dua mata luka di lengan sebelah kanan, dan dua mata luka di perut bagian kanan.
“Segera korban dilarikan ke rumah sakit untuk dirawat lebih lanjut,” paparnya.
Pelaku Sempat Melarikan Diri
Sementara untuk pelaku sendiri, seusai melakukan penusukan itu langsung melarikan diri dengan berusaha ke luar dari sekolah.
“Beruntungnya ia berhasil diamankan dari petugas,” jelasnya.
Saat ini kata Kasat pelaku sudah diamankan dan dalam proses pendalaman lebih lanjut.
Bullying merupakan perilaku tidak menyenangkan baik baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya.
Peristiwa ini tentu menjadi hal yang memprihatinkan di dunia pendidikan.
“Beruntungnya ia berhasil diamankan dari petugas,” jelasnya.
Saat ini kata Kasat pelaku sudah diamankan dan dalam proses pendalaman lebih lanjut.
Bullying merupakan perilaku tidak menyenangkan baik baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya.
Peristiwa ini tentu menjadi hal yang memprihatinkan di dunia pendidikan.
Padahal pemerintah dan berbagai pihak terkait juga telah mengupayakan berbagai program untuk menciptakan sekolah yang aman dan bebas bullying.
Bully Sudah Terjadi Lama
Menurut dosen Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Riana Nurhayati, sebenarnya kasus bully sudah terjadi sejak lama.
Hal ini dapat dilihat dengan semakin meningkatnya jumlah kekerasan maupun konflik di sekolah.
Meski pemerintah sudah membuat kebijakan akan tetapi belum ada kebijakan yang benar-benar bisa mengatasi bullying di sekolah secara komprehensif.
Dia mengungkapkan, fenomena kekerasan maupun penindasan ini harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang komprehensif. Baik dari pemerintah sekolah maupun orang tua, serta siswa itu sendiri.
“Berkaitan dengan hal tersebut pendidikan memiliki peranan penting karena sebagai institusi yang memiliki peran untuk melakukan control social,” papar Riana kepada Kompas.com.
Riana menerangkan, ternyata bullying ini tidak hanya dilakukan secara individual tapi juga ada yang dilakukan secara kolektif. Sehingga perilaku bullying selalu terjadi secara berulang terutama di sekolah.
Perilaku bullying ini tentu akan membawa dampak buruk bagi korban. Riana menjelaskan, ada beberapa dampak negatif bagi korban bullying. Antara lain:
1. Mengalami gangguan kesehatan mental. Bahkan dampak yang lebih buruk bisa terjadi seperti stres hingga depresi.
2. Keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Dampak ini mungkin yang paling parah. Ketika sudah terkena secara psikis maka akan sulit bagi korban bully untuk melupakan masa lalu yang berkaitan dengan pengalaman buruknya.
3. Merasa tidak berharga sehingga berpengaruh pula pada kemampuan sosial emosional bahkan prestasinya di sekolah.
4. Mengalami kesulitan dalam memahami jati diri serta sering mengalami kecemasan terhadap diri sendiri maupun masa depan.
5. Mereka akan menarik diri dari kehidupan sosial karena takut seakan-akan kejadian serupa akan terjadi lagi.
“Kecenderungan orang yang terkena bully akan sulit untuk bangkit walaupun sebagian diantaranya ada yang bisa bangkit lagi dari kondisi tersebut,” urai Riana.
Dampak bullying bagi pelakunya
Riana mengungkapkan, peristiwa bullying tidak hanya berdampak bagi korbannya.
Perilaku ini juga membawa dampak tak baik bagi pelakunya. Dari hasil penelitian diperoleh fakta bahwa ternyata pelaku bully pernah menjadi korban juga.
Sehingga perilaku ini terjadi seperti lingkaran yang tak terputus.
“Ada seperti perasaan bahagia, puas dan merasa diakui ketika pelaku berhasil mem-bully orang lain, jelas hal ini sudah tidak sehat secara psikis dan sosial. Pelaku bully cenderung bangga ketika sudah berhasil menindas temannya yang dirasa lemah,” papar Riana.
Dampaknya pelaku juga akan merasa tindakan bully atau menindas orang yang lebih lemah adalah hal yang biasa.
Jelas hal ini tidak baik bagi perkembangan mental anak. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pelaku bullying rata-rata lebih banyak dilakukan secara bersama-sama.
Editor: Redaksi