SEKILASRIAU.COM – Aksi pengusiran terhadap seorang pedagang tua di halaman Dumai Islamic Center (DIC) terus menuai gelombang reaksi keras, terutama dari kalangan pemuda Melayu.
Mereka menilai tindakan oknum petugas keamanan yang mengusir pedagang tua bernama Suryani (58) bersama anaknya itu sebagai perbuatan tidak beradab dan mencoreng marwah tanah Melayu.
Ismunandar, seorang pria yang selalu membawa nama masyarakat hukum adat Dumai mengecam keras sikap arogan yang terekam dalam video viral tersebut.
Ia menilai peristiwa itu tamparan terhadap nilai kemanusiaan dan adat ketimuran yang menjadi jati diri masyarakat Melayu.
“Kami sangat menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh oknum satpam itu. Dumai ini tanah Melayu, tempat orang beradat dan beretika. Mengusir seorang ibu tua dan anaknya yang berjualan air mineral keliling dengan cara seperti itu tidak mencerminkan adab Melayu,” ujar Ismunandar, kepada awak media, Minggu (26/10/2025) malam.
Menurut pria akrab disapa Ngah Nandar, kawasan Dumai Islamic Center bukan sekadar bangunan megah, melainkan simbol keislaman dan kehormatan masyarakat Melayu di kota ini.
“Kami minta pihak pengelola DIC bertanggung jawab dan memberi klarifikasi terbuka. Jika ada aturan larangan berjualan, seharusnya disampaikan dengan cara yang santun. Apalagi itu tempat umum,” kata Ngah Nandar, dengan nada geram.
Ditegaskannya kembali, adab dan kemanusiaan harus lebih diutamakan daripada sekadar aturan formal.
“Orang Melayu itu lembut budi bahasanya, tinggi rasa hormatnya. Jangan sampai tanah ini dikenal karena kelakuan tidak beradab dari segelintir oknum. Kalau tamu dan rakyat kecil pun diperlakukan seperti itu, di mana marwah kita sebagai orang Melayu,” ucapnya.
Di akhir pernyataannya, Ngah Nandar menyebut akan menyurati DPRD Kota Dumai untuk meminta lembaga legislatif memanggil pengelola DIC serta pihak-pihak terkait guna mendengar penjelasan resmi atas peristiwa itu.
“Kami akan segera menyurati DPRD Dumai agar memanggil pihak pengelola DIC,” pungkasnya.
Video Pedagang Air Mineral Keliling Viral
Sebelumnya telah diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan aksi pengusiran terhadap seorang pedagang tua di kawasan Dumai Islamic Center (DIC) viral di media sosial dan menuai kecaman luas dari warganet.
Peristiwa itu diketahui terjadi pada 19 Oktober 2025, di halaman DIC salah satu ikon keagamaan dan wisata religi di Kota Dumai.
Namun, kejadian tersebut viral baru-baru ini setelah videonya diunggah di media sosial.
Dalam video berdurasi singkat tersebut, tampak seorang perempuan renta berjilbab panjang bersama seorang pria muda yang diketahui merupakan anaknya.
Keduanya adalah pedagang keliling yang menjual air mineral.
Namun suasana haru bercampur geram muncul ketika tiga pria berseragam cokelat, yang diduga merupakan petugas keamanan (satpam) DIC, mendatangi mereka.
Salah satu petugas tampak bersikap arogan dan mengusir pedagang tersebut agar segera meninggalkan area halaman DIC.
Padahal, berdasarkan informasi yang dihimpun, perempuan tua bernama Suryani (58) itu hanya duduk sejenak untuk beristirahat di tepi taman halaman DIC sambil menunggu anaknya, Erwin, yang tengah berkeliling menawarkan dagangan kepada pengunjung.
Suryani diketahui telah setahun berjualan air mineral keliling bersama anaknya.
Mereka biasanya mulai berdagang di kawasan tersebut usai salat Ashar hingga malam hari demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Menurut salah satu warga, Suryani hanya menumpang duduk di batu pelataran halaman DIC sambil menjaga dagangannya.
Setiap kali air mineral yang dijajakan Erwin habis, sang anak akan kembali mengambil stok dari ibunya yang menunggu di lokasi tersebut.
Insiden pengusiran yang terekam kamera itu meninggalkan trauma mendalam bagi Erwin dan ibunya, yang menyaksikan langsung perlakuan dinilai tidak pantas tersebut.
Suryani saat ditemui awak media, membenarkan dalam video tersebut dirinya. Ia saat ini tidak lagi berjualan karena merasa takut.
“Iya itu saya dengan anak. Kejadian tersebut kalau tidak salah seminggu yang lalu,” kata Suryani singkat sambil meninggalkan awak media, Minggu (26/10/2025).
Sejak kejadian itu, Erwin dan ibunya tidak menjajal air mineral lagi lantaran takut berjualan lagi ke kawasan sana. (Red)












