SEKILASRIAU.COM – Masyarakat Hukum Adat Dumai secara resmi melayangkan permohonan hearing kepada DPRD Kota Dumai untuk membahas persoalan oknum sekuriti DIC yang viral beberapa waktu.
Permohonan hearing tertuang dalam surat bertanggal 28 Oktober 2025 yang ditandatangani langsung oleh Ismunandar, S.H.
Saat dikonfirmasi, Ismunandar membenarkan telah mengirimkan surat hearing ke DPRD Dumai terkait persoalan tersebut.
“Benar, suratnya tadi kami antar,” katanya, kepada Sekilas Riau, Selasa (28/10/2025).
“Kita harap ketua DPRD Dumai segera memanggil pengurus dan semua yang terlibat. Kita buka secara terbuka,” sambung Ngah Nandar, sapaan akrabnya.
Berdasarkan surat permohonan hearing yang diterima Sekilas Riau, Masyarakat Hukum Adat Dumai menilai tindakan oknum security DIC itu telah mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan budaya Melayu yang menjunjung tinggi adab dan sopan santun.
Karena itu, mereka mendesak agar DPRD segera memanggil pihak pengelola DIC dan Pemko Dumai untuk dimintai penjelasan.
Dalam surat itu, Masyarakat Hukum Adat Dumai juga menyampaikan sejumlah rekomendasi penting untuk dibahas dalam hearing, di antaranya:
1. Pelatihan bagi tenaga keamanan pariwisata agar lebih humanis dan paham etika pelayanan publik.
2. Penyusunan peraturan daerah tentang zona yang diperbolehkan untuk berdagang di kawasan pariwisata.
3. Penataan kawasan kaki lima agar dapat mengakomodir pedagang kecil.
4. Optimalisasi pemanfaatan aset dan lahan publik di lingkungan DIC untuk kepentingan masyarakat.
5. Legal Standing Pengurus DIC dalam penyediaan jasa pengamanan
6. Audit transparansi keuangan dan aset DIC, termasuk pendapatan parkir dan sewa lahan yang dinilai belum jelas.
Oknum Security DIC Viral
Sebelumnya telah diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan aksi pengusiran terhadap seorang pedagang tua di kawasan Dumai Islamic Center (DIC) viral di media sosial dan menuai kecaman luas dari warganet.
Peristiwa itu diketahui terjadi pada 19 Oktober 2025, di halaman DIC salah satu ikon keagamaan dan wisata religi di Kota Dumai.
Namun, kejadian tersebut viral baru-baru ini setelah videonya diunggah di media sosial.
Dalam video berdurasi singkat tersebut, tampak seorang perempuan renta berjilbab panjang bersama seorang pria muda yang diketahui merupakan anaknya.
Keduanya adalah pedagang keliling yang menjual air mineral.
Namun suasana haru bercampur geram muncul ketika tiga pria berseragam cokelat, yang diduga merupakan petugas keamanan (satpam) DIC, mendatangi mereka.
Salah satu petugas tampak bersikap arogan dan mengusir pedagang tersebut agar segera meninggalkan area halaman DIC.
Padahal, berdasarkan informasi yang dihimpun, perempuan tua bernama Suryani (58) itu hanya duduk sejenak untuk beristirahat di tepi taman halaman DIC sambil menunggu anaknya, Erwin, yang tengah berkeliling menawarkan dagangan kepada pengunjung.
Suryani diketahui telah setahun berjualan air mineral keliling bersama anaknya.
Mereka biasanya mulai berdagang di kawasan tersebut usai salat Ashar hingga malam hari demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Menurut salah satu warga, Suryani hanya menumpang duduk di batu pelataran halaman DIC sambil menjaga dagangannya.
Setiap kali air mineral yang dijajakan Erwin habis, sang anak akan kembali mengambil stok dari ibunya yang menunggu di lokasi tersebut.
Insiden pengusiran yang terekam kamera itu meninggalkan trauma mendalam bagi Erwin dan ibunya, yang menyaksikan langsung perlakuan dinilai tidak pantas tersebut.
Suryani saat ditemui awak media, membenarkan dalam video tersebut dirinya. Ia saat ini tidak lagi berjualan karena merasa takut.
“Iya itu saya dengan anak. Kejadian tersebut kalau tidak salah seminggu yang lalu,” kata Suryani singkat sambil meninggalkan awak media, Minggu (26/10/2025).
Sejak kejadian itu, Erwin dan ibunya tidak menjajal air mineral lagi lantaran takut berjualan lagi ke kawasan sana. (Red)










