SEKILASRIAU.COM – Kota Pekanbaru adalah ibu kota Provinsi Riau dan menjadi salah satu pusat perekonomian di Sumatera.
Berikut sejarah dan asal-usul nama Pekanbaru.
Merujuk dari situs resmi Pemko Pekanbaru, sejarah berdirinya Pekanbaru yang sudah di tetapkan pada 23 Juni 1784. Penetapan tersebut tak terlepas dari awal mula berdirinya Senapelan yang saat itu di pimpin seorang kepala suku yang di sebut Batin. Dari Senapelan, daerah itu terus saja berkembang hingga bantaran Sungai Siak.
Lokasi yang strategis membuat Senapelan memegang peran penting dalam lalu lintas perdagangan. Letak Senapelan strategis dan kondisi Sungai Siak yang tenang dan dalam membuat Senapelan memegang posisi silang baik dari pedalaman Tapung maupun pedalaman Minangkabau dan Kampar.
“Hal ini juga merangsang berkembangnya sarana jalan darat melalui rute Teratak Buluh (Sungai Kelulut), Tangkerang, hingga ke Senapelan sebagai daerah yang strategis dan menjadi pintu gerbang perdagangan yang cukup penting,” tulis situs tersebut.
Perkembangan Senapelan juga sangat erat dengan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Sejak Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, beliau membangun istana di Kampung Bukit yang di perkirakan istana tersebut terletak di sekitar lokasi Mesjid Raya sekarang.
Sultan kemudian berinisiatif membangun pekan atau pasar di Senapelan, namun tidak berkembang. Kemudian usaha yang di rintis tersebut di lanjutkan oleh putranya, Raja Muda Muhammad Ali, yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah. Namun merunut sejarah, lokasi pasar bergeser di sekitar Pelabuhan Pekanbaru saat ini.
Akhirnya menurut catatan yang di buat oleh Imam Suhil Siak, Senapelan lebih populer di sebut Pekanbaru resmi di dirikan pada tanggal 21 Rajab hari Selasa tahun 1204 H bersamaan dengan 23 Juni 1784 M.
Penetapan tersebut di lakukan oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah atau akrab di sapa Marhum Pekan di bawah pemerintahan Sultan Yahya yang kemudian di tetapkan hari jadi Kota Pekanbaru.
Sejak di tinggal oleh Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah, penguasaan Senapelan di serahkan kepada Datuk Bandar yang di bantu oleh empat Datuk besar yaitu Datuk Lima Puluh, Datuk Tanah Datar, Datuk Pesisir dan Datuk Kampar.
Namun keempat datuk di sebut tidak punya wilayah sendiri, tetapi mendampingi Datuk Bandar. Keempat Datuk bertanggungjawab langsung kepada Sultan Siak dan jalannya pemerintahan sepenuhnya berada di tangan Datuk Bandar.
Sejak saat itu, pemerintahan di Pekanbaru selalu mengalami perubahan setidaknya ada 10 kali. Sepuluh kali perubahan itu dari SK Kerajaan Bershuit van Inlandsch Zelfbestuur van Siak Nomor 1 tanggal 19 Oktober 1919 tentang Pekanbaru bagian dari Kerajaan Siak yang di sebut District.
Terakhir, terjadi perubahan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pekanbaru yang di sebut Kotamadya telah berubah menjadi Kota Pekanbaru.
Sebelum tahun 1960, Pekanbaru hanyalah kota dengan luas 16 km persegi yang kemudian bertambah menjadi 62,96 km persegi. Dengan luas tersebut, Pekanbaru hanya memiliki dua kecamatan yaitu Senapelan dan Kecamatan Limapuluh.
Selanjutnya pada tahun 1965 bertambah menjadi 6 kecamatan. Jumlah itu terus bertambah pada tahun 1987 menjadi 8 kecamatan dengan luas wilayah 446,50 km persegi.
Sumber: detik.com
Editor: Do