SEKILASRIAU.COM – Keluhan bau menyengat yang kembali dirasakan warga Kelurahan Tanjung Palas, Kota Dumai, memunculkan kekhawatiran akan kualitas udara di lingkungan sekitar.
Aroma tak sedap yang telah dikeluhkan selama puluhan tahun ini diduga kuat berasal dari aktivitas industri perminyakan Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) RU II Dumai.
Menanggapi keresahan masyarakat tersebut, tokoh masyarakat Dumai, Akhmad Khadafi, menyatakan dukungannya agar Pertamina Dumai segera melakukan studi komprehensif terkait kualitas udara di wilayah terdampak.
“Keluhan bau ini sudah dialami warga selama puluhan tahun. Pertamina Dumai seharusnya melakukan studi dan memasang alat pemantau suhu serta kualitas udara untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan masyarakat. Seperti pemantau kualitas udara yang terpajang di Kota Pekanbaru,” ujar Akhmad Khadafi, kepada Sekilas Riau WhatsAppnya, Rabu (3/12/2025).
Menurut pria yang memiliki sertifikat lingkungan tersebut, studi itu penting untuk memberikan kepastian dan transparansi kepada warga mengenai kondisi lingkungan mereka.
Akhmad Khadafi juga mendorong Pertamina membangun sistem pemantauan suhu dan kualitas udara yang dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat.
Dengan gaya khasnya yang sedikit bercanda namun tetap serius, Akhmad Khadafi menegaskan betapa sensitifnya persoalan bau bagi kehidupan sehari-hari.
“Bau Ini persoalan nyata. Di rumah tangga saja, bau kentut bisa bikin suami istri berkelahi lho. Bahkan bisa roboh tu rumah tangga,” ujarnya.
“Apalagi kalau satu kelurahan mencium bau menyengat dan sudah terjadi bertahun-tahun, apa tak berabe tu, siapa yang akan disalahkan. Jadi sudah saatnya ada langkah konkret dari Pertamina Dumai,” sambungnya.
Kajian tersebut, katanya, dapat menjadi dasar perbaikan dan penanganan jangka panjang sehingga persoalan bau tak lagi menjadi perdebatan.
Tak hanya itu, Khadafi juga mendorong PT KPI untuk mempercepat pembangunan Buffer Zone sebagai ruang terbuka hijau penyangga antara kawasan kilang dengan pemukiman warga.
Menurutnya, keberadaan Buffer Zone adalah kebutuhan mendesak untuk keamanan, kenyamanan, dan kualitas lingkungan masyarakat.
“Buffer Zone itu penting. Selain menjadi batas aman, juga bisa jadi ruang hijau yang menenangkan. Jarak kilang dan rumah warga itu dekat sekali, jadi semakin cepat Buffer Zone terwujud, semakin terlindungi masyarakat. Warga bukan minta taman mewah, cukup ruang hijau yang bisa bikin napas lebih lega,” ucap Khadafi.
Ia berharap studi kualitas udara dan percepatan Buffer Zone bisa menjadi langkah nyata yang menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kesehatan dan keselamatan warga yang berdampingan dengan Kilang Dumai khususnya di Kelurahan Tanjung Palas. (Red)












