Begini Cara Penularan HIV dari yang Umum sampai Tak Terduga, Ketahui Cara Pencegahannya

Begini Cara Penularan HIV dari yang Umum sampai Tak Terduga, Ketahui Cara Pencegahannya
Virus HIV

SEKILASRIAU.COM – Ada berbagai macam cara penularan HIV yang secara umum bahkan tak terduga. Nah, ketahui pencegahannya.

Untuk diketahui, HIV adalah singkatan dari
Human immunodeficiency Virus, ia bekerja menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Berdasarkan penelusuran Sekilas Riau, virus ini merusak sel darah putih atau menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, khususnya sel darah putih jenis CD4 (T-helper cells), yang berperan penting dalam melawan infeksi.

Seiring waktu, HIV merusak sel-sel ini, sehingga sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan tidak mampu melawan infeksi maupun penyakit.

Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), tahap akhir dari infeksi HIV yang ditandai dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh secara drastis.

Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, pengobatan dengan antiretroviral (ARV) dapat menekan jumlah virus dalam tubuh, menjaga sistem kekebalan tubuh, dan mencegah perkembangan menjadi AIDS.

Dengan pengobatan yang tepat, penderita HIV dapat hidup sehat dan memiliki harapan hidup yang panjang.

Nah, Itulah sebabnya penting untuk mengetahui dengan benar cara penularan HIV, sehingga dapat menghindari penyakit tersebut.

Cara penularan HIV

Memahami bagaimana cara penularan HIV merupakan inti dari pencegahan penyebaran penyakitnya beserta komplikasi HIV yang merugikan.

Terlebih, masih banyak mitos tentang penyebaran HIV dan AIDS beredar di luaran sana yang harus diluruskan agar kesalahpahaman tidak lagi menelan korban.

Munculnya mitos keliru soal penularan HIV juga memperparah stigma terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang bisa mengalami diskriminasi sosial oleh masyarakat yang salah paham.

Kabar keliru ini juga menghambat upaya tenaga medis dan aktivis yang ingin mengampanyekan pencegahan penyakit tersebut serta bagaimana cara merawat ODHA.

Kontak sosial dengan ODHA seperti bersalaman, berpelukan sampai berciuman tak akan menularkan virus HIV/AIDS.

Berikut mengenai cara penularan HIV yang wajib diketahui dari berbagai sumber.

Cara Penularan HIV yang Paling Umum

Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Siapa pun dari segala usia, ras, maupun jenis kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.

Berikut cara penularan HIV yang paling umum diketahui oleh yang dilansir dari Liputan6.com.

1. Hubungan Seks tanpa Kondom

Penularan HIV yang paling umum adalah dengan berhubungan seks tanpa menggunakan kondom.

Penularan dengan melakukan hubungan seksual dapat terjadi dari pria ke wanita atau sebaliknya, serta pada sesama jenis kelamin melalui hubungan seksual yang berisiko. Penularan HIV dapat terjadi saat hubungan seks melalui vagina, anal, maupun seks oral dengan pasangan yang terinfeksi HIV.

Salah satu cara terbaik untuk mencegah penularan HIV adalah menggunakan kondom saat berhubungan seks dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.

2. Penggunaan Jarum Suntik

Penularan HIV selanjutnya adalah dengan penggunaan jarum suntik yang digunakan secara bergantian.

HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi dengan darah yang terinfeksi.

Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas, membuat seseorang memiliki risiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.

3. Lewat Kehamilan, Persalinan atau Menyusui

Cara penularan HIV yang berikutnya adalah dari ibu kepada bayinya saat proses kehamilan, persalinan, ataupun menyusui.

Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi untuk menularkan HIV kepada bayinya.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan dan pengobatan HIV selama kehamilan, guna menurunkan risiko penularan HIV pada bayi.

4. Bekerja di Rumah Sakit

Cara penularan HIV yang selanjutnya adalah bekerja di Rumah Sakit. Mungkin sekilas Anda berpikir bahwa petugas kesehatan adalah orang yang paling sehat karena memiliki akses dan pengetahuan yang mumpuni dalam bidang kesehatan.

Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Petugas kesehatan di rumah sakit, Puskesmas, atau klinik malah masuk kelompok orang yang rentan terkena berbagai macam penyakit, mulai dari hepatitis sampai HIV.

Orang-orang ini dapat mengalami kontak langsung dengan darah dari pasien yang positif HIV melalui luka terbuka.

Misalnya, suster perawat yang sedang mengambil darah pasien yang positif HIV. Bukannya tidak mungkin jika jarum suntik yang telah dipakai oleh pasien positif HIV tidak sengaja tertancap ke kulit petugas kesehatan (disebut juga needle-stick injury).

Risiko petugas layanan kesehatan tertular HIV akan sangat rendah terutama jika mereka selalu memakai alat pelindung diri (seperti masker, scrub/jubah rumah sakit, penutup kepala, kacamata khusus, hingga sarung tangan) dengan lengkap dan benar ketika bertugas, juga selalu berhati-hati dalam menangani benda-benda tajam dan bekas darah yang berceceran.

Cara Penularan HIV yang Tidak Umum

Berikut ini adalah cara penularan HIV tidak terduga atau kurang umum yang dapat menyebabkan Anda mengidap virus HIV dan kemudian AIDS.

1. Seks Oral

Cara penularan HIV yang tidak umum pertama adalah seks oral. Semua bentuk hubungan seks oral dianggap berisiko rendah untuk penularan virus HIV, tetapi bukan berarti mustahil. Risiko penularan dari seks oral masih tetap ada.

Bahkan, risiko tersebut bisa semakin besar jika Anda melakukan ejakulasi di dalam mulut dan tidak menggunakan kondom maupun pelindung mulut lain seperti dental atau kondom wanita.

Penularan HIV dapat terjadi saat Anda merangsang atau mengulum kelamin pasangan yang terinfeksi HIV dengan lidah dan Anda sedang memiliki luka atau sariawan terbuka di dalam mulut.

2. Melalui Transfusi Darah

Cara penularan HIV yang selanjutnya adalah melalui transfusi darah. Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa disebabkan oleh transfusi darah. Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena kini diterapkan uji kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh.

Dengan pengujian yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.

3. Penggunaan Mainan Seks

Cara penularan HIV yang berikutnya adalah penggunaan mainan seks. Penggunaan mainan seks yang dipakai bergantian juga dapat menjadi penyebab penyebaran virus dari satu orang ke yang lainnya.

Virus HIV memang umumnya tidak bisa hidup lama-lama di permukaan benda mati. Namun, mainan seks yang masih basah oleh sperma, darah, atau cairan vagina mungkin saja menjadi perantara virus untuk berpindah ke pasangan. Oleh karena itu, selalu hindari menggunakan mainan seks bekas orang lain.

4. Melalui Sulam Alis, Tato Alis, dan Sulam Bibir

Cara penularan HIV yang lainnya adalah melalui sulam alis, tato alis, dan sulam bibir. Sebenarnya melakukan sulam alis, tato alis, dan sulam bibir cukup aman untuk kesehatan. Tapi tren kecantikan yang sedang naik daun ini dapat menjadi cara penularan HIV jika dilakukan oleh pegawai yang tidak berpengalaman atau berlisensi, juga yang tidak menggunakan peralatan steril.

Pasalnya, prosedur sulam atau tato wajah ini melibatkan pengirisan kulit terbuka.

Oleh karena itu, sebelum Anda duduk dan disulam alis atau bibirnya, pastikan bahwa semua peralatan yang digunakannya steril. Khususnya, pastikan bahwa mata pisau bedah jarum yang digunakan adalah yang sekali pakai.

5. Melalui Donor Darah dan cangkok Organ

Cara penularan HIV yang berikutnya adalah mengonorkan darah dan cangkok organ tubuh. Salah satu syarat yang wajib dipenuhi sebelum donor adalah bahwa kamu tidak memiliki penyakit terkait infeksi yang menular lewat darah, seperti HIV.

Namun, tak semua orang menyadari betul bahwa dirinya terjangkit HIV dan memutuskan untuk ikut donor darah atau organ tubuhnya untuk menolong sesama.

Jika seseorang yang positif HIV menyumbangkan darah, termasuk organ tubuh atau jaringan (seperti sumsum tulang), orang yang menerima donor kemungkinan akan terkena infeksi HIV juga.

Maka dari itu, untuk mencegah penularan HIV dan infeksi darah lainnya, petugas donor biasanya akan menguji setiap sumbangan produk darah untuk virus seperti HIV sebelum diberikan pada orang yang membutuhkan.

Itulah informasi mengenai HIV yang dapat dirangkum Sekilas Riau. Apabila ada kekurangan atau diragukan disarankan untuk konsultasi dengan dokter.

Disclaimer: Tidak Ada Penyakit yang Tidak Bisa Disembuhkan, Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati