SEKILASRIAU.COM – Pelonjakan harga beras menjadi suatu keluhan masyarakat saat ini khususnya para kaum emak-emak, hal dikarenakan beras adalah menjadi salah satu kebutuhan bahan pokok.
Di era digital, pelonjakan harga beras tersebut menjadi keluhan para emak-emak. Tak hanya dijumpai di pasar, warung eceran serta swalayan, bahkan keluhan kini dijumpai di platform media sosial.
Seperti halnya postingan salah satu emak-emak di Kota Dumai yang mempertanyakan atas kenaikan harga beras bulog saat ini.
Menanggapi hal ini, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kota Dumai Zulfan Ismaini, SH mengatakan kepada awak media Sekilariau.com, kenaikan harga beras disebabkan dari beberapa hal, diantaranya;
1. Beberapa daerah penghasil beras gagal panen
2. Beberapa daerah penghasil beras belum panen
3. Meningkatnya Harga Pokok Produksi (HPP)
Dikatakan Ketua Kadin Dumai, hal ini perlu perhatian khusus kepada para pihak terkait agar tidak berlarut larut.
“Kita khawatir ini menjadi pemicu inflasi,” katanya, Senin (11/9).
Zulfan Ismani juga berharap pemerintah segera melakukan kebijakan untuk mengendalikan sirkulasi produksi bahan pangan.
“Perlu kita segerakan food estate sebagai solusi dari hal ini dan pastinya bisa mengendalikan sirkulasi produksi bahan pangan,” pintanya.
Ini Kata Presiden Jokowi
Di hari yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menanggapi atas kenaikan harga beras yang terjadi di Indonesia.
Ia menyebut kenaikan harga beras yang terjadi di dunia membuat harga di dalam negeri jadi semakin mahal.
“Ya karena semua negara naik, ini sama seperti barang lain. BBM (bahan bakar minyak) juga gitu kan. Kalau harga pasar dunia naik pasti dalam negeri terkerek,” kata Jokowi kepada wartawan, Senin (11/9/2023) dilansir dari CNBC Indonesia.
Menurut Jokowi harga harga beras naik imbas dari beberapa negara yang melakukan menghentikan ekspornya.
Selain itu karena produksi padi yang tengah menurun imbas fenomena El Nino.
“Apalagi beberapa negara stop untuk tidak ekspor beras seperti India yang produksinya gede, ekspornya biasanya gede stop. sama dulu kaya gandum Ukraina sama Rusia memiliki stok sampai 200 juta ton stop sehingga terguncang dan naik harga gandum,” kata Jokowi.
Dikatakan Jokowi, saat ini pemerintah tengah melakukan upaya agar harga beras terjaga. Seperti manajemen tata kelola beras, hingga membanjiri pasar ritel dari beras stok Perum Bulog.
“Cipinang diguyur oleh Bulog, masyarakat juga diberi kayak operasi pasar. sehingga stok-stok di rakyat, stok-stok di gudang swasta semuanya ada,” ujarnya.