SEKILASRIAU.COM – Berita Hoax atau berita palsu atau berita bohong gempa di Cianjur Bertebaran di media sosial (medsos).
Tersebarnya berita bohong itu salah satu nya dari pesan berantai aplikasi WhatsApp.
Nah, untuk itu harus berhati-hati untuk menyaring berita terlebih dahulu sebelum membagikan informasi.
Berita palsu gempa bumi di Cianjur jadi perbincangan media sosial beberapa hari yang lalu.
Berikut ini beberapa informasi hoax gempa yang tersebar:
1. Gempa Cianjur dan Sukabumi Disebabkan Gunung Gede dan Gunung Pangrango
Informasi yang satu ini kini tengah ramai di media sosial, banyak pula warganet yang ikut-ikutan untuk membagikan kembali.
Dalam unggahan itu, dikatakan bahwa gempa yang terjadi di Cianjur disebabkan oleh Gunung Gede dan Gunung Pangrango.
Informasi yang dirangkum dari liputan6.com, klaim gempa yang terjadi di Cianjur disebabkan Gunung Gede dan Gunung Pangrango adalah tidak benar.
Faktanya, Plt Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid AN mengatakan bahwa berdasarkan analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gempa Cianjur merupakan gempa tektonik.
Status vulkanik Gunung Gede dan Gunung Pangrango masih berada di level 1 atau normal.
2. Gunung Gede dan Gunung Pangrango Meletus dan Menyemburkan Api
Informasi Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang meletus ini juga kini tengah ramai.
Dalam unggahan itu, Gunung Pangrango yang berada di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi meletus dan mengeluarkan semburan api.
Unggahan tersebut meminta warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang baru saja terkena musibah gempa bumi untuk meningkatkan kewaspadaannya.
Faktanya, dilansir dari kompas.com, unggahan yang menyebutkan Gunung Gede dan Gunung Pangrango meletus adalah informasi menyesatkan alias hoaks.
Isu tersebut telah dibantah Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pelayanan Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) Sahyudin.
Berdasarkan hasil pantauan dari pos pengamatan, Gunung Gede dan Gunung Pangrango dapat terlihat jelas dan tidak terlihat adanya api atau asap.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui akun Twitter resminya @PVMBG, membantah narasi yang menyebutkan Gunung Gede dan Gunung Pangrango meletus.
PVMBG juga menegaskan bahwa kejadian gempa bumi di Cianjur, pada Senin, 21 November 2022 bukan disebabkan oleh aktivitas vulkanik Gunung Gede dan Gunung Pangrango.
3. Video Pergeseran Tanah Saat Gempa di Cianjur
Video ini tengah trending di beberapa media sosial seperti Instagram dan TikTok.
Tampak sebuah unggahan video rekaman satelit yang memperlihatkan adanya pergerakan tanah yang menyeret rumah dan bangunan lainnya.
Video tersebut diklaim sebagai peristiwa yang terjadi saat gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, pada tanggal 21 November 2022.
Faktanya, dilansir dari turnbackhoax.id, video yang diklaim sebagai peristiwa yang terjadi saat gempa bumi di Cianjur adalah salah.
Video yang beredar adalah rekaman satelit di komplek perumahan Petobo, Sulawesi Tengah akibat gempa di Palu pada tahun 2018 silam.
Video identik juga ditemukan pada akun YouTube Kompas TV dengan judul “Begini Citra Satelit Likuifaksi Tanah di Petobo” yang diunggah pada 6 Oktober 2018.
4. Air Laut Pantai Pangandaran Surut Usai Gempa Cianjur
Informasi hoax yang satu ini bahkan FYP di Tiktok.
Dalam video itu tampak air laut surut dan kering. Unggahan tersebut bertuliskan “ada apa ini seram hari ini pantai Pangandaran air laut kering? semua waspada”.
Faktanya, dilansir dari tirto.id, klaim yang mengatakan bahwa air laut di Pantai Pangandaran kering setelah gempa bumi Cianjur adalah keliru.
Video yang beredar tersebut merupakan peristiwa yang terjadi di Pantai Sampur, Kepulauan Bangka Belitung.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Iman Fatchurochman mengatakan bahwa fenomena air laut surut di Pantai Sampur, Bangka Belitung adalah hal yang biasa dan tak berhubungan dengan ancaman tsunami.
5. Voice Note WhatsApp Terkait Pergeseran Lempeng Waduk Cirata, Purwakarta
Beredar pesan berantai di aplikasi WhatsApp, sebuah voice note yang mengatakan bahwa akan ada pergeseran lempeng Waduk Cirata di Purwakarta.
Parahnya lagi, informasi tersebut diklaim bersumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Faktanya, klaim yang mengatakan bahwa akan ada pergeseran lempeng Waduk Cirata di Purwakarta adalah salah.
BMKG melalui laman Instagram resmi miliknya @infobmkg, menegaskan bahwa informasi yang beredar tersebut tidak benar.
Editor: Do