SEKILASRIAU.COM – Beberapa pria dalam video 19 detik kebakaran di PT Pelita Agung Agrindustri (PAA) Pelintung Dumai menuai sorotan saat turut memadamkan kobaran api.
Sorotan mendalam, terkait persoalan safety perusahaan yang berada di dalam Kawasan Industri Dumai (KID).
Hal itu lantaran terlihat beberapa pria tidak menggunakan helm. Bahkan juga terlihat memakai sendal jepit saat menangani bahaya.
Atas penampakan itu, seorang pemerhati mempertanyakan safety yang ada di perusahaan. Apalagi ketika menangani emergency.
“Kok bisa ya di dalam pabrik bebas pakai sendal dan tidak menggunakan helm,” kata Putra, kepada Sekilas Riau, di sebuah warung kopi, Kamis (29/5/2025) malam.
Dalam kejadian ini, menurut Putra, PT PAA anak perusahaan Permata Hijau Group telah menunjukkan lemahnya prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Lemahnya pengawasan terkait safety di perusahaan ini sebenarnya telah lama mencuat. Bahkan pekerjanya sendiri pernah mengakui hal tersebut.
Putra berharap perusahaan ini menjadi atensi intansi terkait. Mengingat dalam 2 bulan terakhir telah merengut dua nyawa pekerja.
“Kita menduga pekerja yang meninggal akibat sentrum dan jatuh dari ketinggian di PT PAA Pelintung itu lantaran K3 serta pengawasan perusahaan sangat lemah,” ujar Putra.
Kebakaran di PAA Pelintung
Sebelumnya telah diberitakan, sebuah peristiwa kembali terjadi di PT Pelita Agung Agrindustri (PT PAA) Pelintung Dumai. Kali ini kebakaran dan video berdurasi 19 detik beredar.
Peristiwa kebakaran tersebut diketahui terjadi di area Plant Refenery pada Kamis 29 Mei 2025 sekira pukul 11.45 WIB.
Dalam video 19 detik yang beredar, tampak beberapa pekerja berjibaku untuk memadamkan api. Asap putih mengepul juga terlihat di lokasi terbakar.
Belum diketahui pasti adanya korban terkait peristiwa kebakaran tersebut.
Terkait peristiwa kebakaran ini, Sekilas Riau, mencoba mengkonfirmasi Head Unit PT PAA Pelintung Dumai, yang diketahui bernama Sarjali via pesan WhatsApp.
Tak hanya Head Unit, Sekilas Riau, juga mengkonfirmasi humas Riski Siregar, namun kedua manajemen perusahaan tersebut belum menanggapi hingga artikel diterbitkan. (Red)
