SELATPANJANG (SR) – Setelah resmi mendaftarkan sebanyak 14 qori dan qoriah untuk mengikuti Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) XL Provinsi Riau di Kabupaten Rokan Hilir, tiba-tiba saja LPTQ Kepulauan Meranti memberikan kabar tidak memberangkatkan para kafilah karena tidak diberi izin oleh Bupati Kepulauan Meranti, H Muhammad Adil.
Saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menjadi alasan Bupati berpikiran seperti itu yang terkesan memberikan harapan palsu.
Ketua LPTQ Kabupaten Kepulauan Meranti, Agus Syafri yang dikonfirmasi, Kamis (21/7/2022) malam belum bisa memberikan jawaban terkait hal tersebut. Dia malah mengarahkan untuk ditanyakan ke Asisten III Pemkab Kepulauan Meranti, Sudandri Jauzah.
“Saya belum bisa menyimpulkan kenapa, nanti bisa ditanyakan langsung ke Asisten III Pemkab Kepulauan Meranti,” katanya singkat.
Sementara itu, Asisten III Pemkab Kepulauan Meranti, Sudandri Jauzah yang dihubungi berkali-kali melalui sambungan telepon Whatsapps-nya tidak menjawab, padahal dalam keadaan aktif.
Koordinator penggalangan donasi untuk kafilah MTQ, Sugianto mengatakan bahwa dirinya juga tidak mengetahui persis kenapa secara tiba-tiba LPTQ dan Pemkab Kepulauan Meranti membatalkan keberangkatan kafilah.
“Kami baru mendapat kabar tadi pagi, bahwa rombongan Khafilah Kepulauan Meranti tidak jadi berangkat. Sehingga ini sangat menjadi kerisauan bagi kami semua. Padahal ini sudah resmi didaftarkan, kok bisa pula dibatalkan, ini namanya tidak bertanggungjawab,” kata Sugianto, Kamis (21/7/2022) siang.
Pria yang akrab disapa Mas Tato ini juga menyebutkan dirinya tidak habis pikir dengan pikiran Bupati dengan kebijakannya yang terkesan plintat plintut.
“Saya tidak mengerti apa yang menjadi pikiran Bupati saat ini. Waktu itu dia memang tidak ingin memberangkatkan kafilah dengan alasan banyak yang belum berkualitas. Namun ketika para qori dan qoriah yang menjadi pemenang saat MTQ tingkat kabupaten beberapa waktu lalu sudah didaftarkan tidak juga diberangkatkan, ini sudah tampak seperti main-main,” ungkapnya.
Dikatakan Mas Tato, para qori dan qoriah terpaksa berangkat mandiri tanpa adanya dukungan biaya sepeser pun dari Pemkab Kepulauan Meranti. Untuk itu pihaknya pun kembali mencarikan kekurangan dana yang ada.
“Padahal kemaren mereka yang mendaftarkan dan meminta waktu pendaftaran diperpanjang, namun mereka pula yang membatalkan keberangkatan. Untuk itu kami dari tokoh-tokoh masyarakat mengambil sikap untuk membantu dan mencarikan dana agar kafilah tetap bisa berangkat, kondisi seperti ini sudah kami antisipasi sejak awal penggalangan,” ujarnya.
Diceritakan Mas Tato, pihaknya senang setelah mendapatkan kabar para qori dan qoriah sudah didaftarkan secara resmi dan pihaknya pun sudah berencana untuk membagikan uang hasil donasi kepada mereka sebagai uang saku.
“Kami sangat senang ketika mendapatkan kabar para qori dan qoriah sudah didaftarkan secara resmi, dan seperti niat awal kami pun berencana untuk memberikan santunan hasil penggalangan donasi sebagai uang saku. Ternyata satu hari jelang keberangkatan Pemkab Kepulauan Meranti tidak jadi mengirimkan kafilah, untuk itu dengan anggaran yang ada kami gunakan untuk memberangkatkan mereka dengan mencarikan sumber tambahan lainnya,” ujarnya.
Dikatakan Mas Tato, ide awal penggalangan dana tercetus saat Pemkab Kepulauan Meranti tidak memberangkatkan para kafilah untuk mengikuti MTQ tingkat Provinsi Riau. Banyak pihak yang terlibat saat itu, mereka diantaranya Pemuda Pancasila, awak media, tokoh masyarakat dan pemuda serta mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi.
“Penggalangan donasi muncul karena ada rasa kerisauan dan kami merasa terpanggil, kita melihat Pemkab Kepulauan Meranti tidak mengirimkan kafilah. Anggota Pemuda Pancasila, awak media, mahasiswa kami libatkan untuk menghimpun dana dan Alhamdulillah pengusaha dan warga non muslim pun berpartisipasi ikut membantu. Apa yang kami lakukan hanyalah untuk menjaga semangat para kafilah dan marwah negeri, semoga apa yang kami lakukan bisa bermanfaat,” tuturnya.
Untuk biaya keberangkatan, saat ini dari hasil donasi sudah terkumpul uang sebesar Rp 41 juta, sementara anggaran yang dibutuhkan untuk memberangkatkan 23 orang yang terdiri dari 14 peserta dan 9 official dibutuhkan biaya Rp 62 juta.
“Keberangkatan kafilah MTQ ini dilaksanakan secara mandiri yang disupport oleh para relawan lewat donasi yang dikumpulkan dari masyarakat Kepulauan Meranti. Untuk kekurangan biaya masih dalam tahapan diupayakan,” ucapnya.
Diungkapkannya lagi, para relawan sudah seperti mengambil tugas LPTQ, mulai dari memberikan motivasi kepada qori dan qoriah, membuat asumsi dan merealisasikan anggaran, pengurusan dan melengkapi administrasi lainnya.
“Terhitung dua hari kami disibukkan mempersiapkan segala sesuatu untuk berbagai kebutuhan para kafilah, pokoknya sudah seperti LPTQ pula,” sebutnya.
Peserta Tiba-tiba Berkurang
Keberangkatan kafilah MTQ yang mewakili Kabupaten Kepulauan Meranti ini terkesan tidak semarak. Selain pelepasannya yang hanya dilakukan di Pelabuhan, juga tidak ada satupun terlihat pengurus LPTQ maupun pejabat instansi pemerintah yang terlihat hadir.
Di Pelabuhan Tanjung Harapan, selain pihak keluarga, para qori dan qoriah hanya diantar oleh beberapa tokoh masyarakat dan pemuda, mereka diantaranya Asnan Mahadar, Sugianto alias Mas Tato, Hery Saputra, Budiman, Nurul Fadli dan Rio Nugraha. Selain itu juga terlihat Ketua Suku KAT Kepulauan Meranti.
Dengan menggunakan kapal MV Batam Jet, para kafilah diberangkatkan ke Kota Dumai dan selanjutnya akan dibawa ke Kota Bagan Siapiapi, Rokan Hilir menggunakan mobil.
Sebelumnya, beberapa jam jelang keberangkatan, Jum’at (22/7/2022) pukul 11:00 WIB, kafilah yang akan ikut ke MTQ Riau itu menjadi berkurang. Dari awal yang jumlahnya 23 orang yang terdiri dari 14 peserta dan 9 official, kini hanya menyisakan 10 orang yang terdiri dari 7 peserta dan 4 orang official.
Adapun alasan yang dilontarkan, banyak peserta yang notabene masih ada kaitan dengan keluarganya yang berstatus ASN maupun honorer.
“Jelang keberangkatan pagi ini banyak yang menyampaikan jika mereka tidak bisa ikut serta dan batal berangkat. Entah ada intervensi atau ketakutan alami. Alasan yang kita tangkap adalah banyak dari mereka yang berstatus honorer dan ada juga orang tuanya yang berstatus sebagai ASN, itu saja alasan yang kita dapatkan,” kata H Zulkhairil selaku official kafilah Kepulauan Meranti.
Mas Tato menambahkan, dengan berkurangnya peserta, maka anggaran yang awalnya tidak cukup mengakomodir kebutuhan kafilah bisa dimaksimalkan.
“Dengan adanya peserta yang berkurang, anggaran yang ada menjadi cukup untuk mengakomodir semua kebutuhan kafilah. Setiap peserta kita bekali uang saku per orangnya sebesar Rp 1,5 juta,” pungkasnya.
Diberitakan Sebelumnya, Kabupaten Kepulauan Meranti sempat menuai kontroversi karena tidak ikut serta dalam agenda Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) XL tingkat Provinsi Riau di Kabupaten Rokan Hilir.
Namun setelah mendapatkan dorongan dari berbagai pihak antara lain dari para tokoh masyarakat yang meminta kepada pihak LPTQ Provinsi Riau memberikan dispensasi perpanjangan waktu pendaftaran. Disisi lain rasa simpati masyarakat pun
mengalir. Mereka tergerak hatinya melakukan aksi penggalangan dana untuk membiayai kafilah Kepulauan Meranti agar tetap berpartisipasi pada momen MTQ tingkat Provinsi Riau tahun ini.
Sebagai bentuk kepedulian, beberapa tokoh masyarakat bersama pemuda mulai merapatkan barisan. Setelah mengadakan rapat musyawarah, pergerakan untuk mengumpulkan donasi pun dilakukan.
Absennya kabupaten bungsu di Riau ini dalam ajang MTQ sudah terlihat dengan tidak kunjung didaftarkan pesertanya sampai dengan batas waktu pendaftaran yang berakhir pada Kamis (9/6/2022) pukul 23:59 WIB.
Selanjutnya LPTQ Kabupaten Kepulauan Meranti berkilah belum mendaftarkan karena belum mempunyai gambaran terhadap kualitas para qori dan qoriah dan harus menunggu selesainya perhelatan MTQ ke XIII tingkat Kabupaten Kepulauan Meranti di Tebingtinggi Barat.
Setelah meminta perpanjangan waktu pendaftaran, LPTQ Riau memberikan ruang untuk kafilah Kepulauan Meranti untuk mendaftar sampai tanggal 7 Juli dan melengkapi berkas sampai tanggal 10 Juli, dimana LPTQ Kepulauan Meranti mendaftarkan sebanyak 14 orang yang terdiri dari 5 qori dan 9 qoriah berbagai cabang.
Selanjutnya sebelum diberangkatkan, para qori dan qoriah akan menjalani masa latihan bersama qori Internasional H Adli Azhari Nasution.
Sebelumnya Bupati Kepulauan Meranti, H Muhammad Adil berkali-kali di berbagai kesempatan menyatakan tidak akan mengirimkan kafilah untuk ikut dalam perhelatan MTQ Riau tahun 2022 dengan berbagai alasan sampai tidak dianggarkan untuk kegiatan tersebut.
Diketahui, sebagai pendatang baru dalam keikutsertaannya dalam ajang seni baca Al Qur’an itu, kafilah Kepulauan Meranti menjadi peserta yang diperhitungkan, hal itu dibuktikan dengan beberapa kali meraih juara dan sudah beberapa kali pula qoriah asal Kepulauan Meranti diikutsertakan dalam Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN).
Kabupaten Kepulauan Meranti sudah tiga kali berturut turut mempertahankan juara umum 2. Ini menjadi bukti bahwa daerah penghasil sagu itu semakin menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu peserta terbaik di ajang MTQ tingkat provinsi.
Sumber : Halloriau.com