SEKILASRIAU.COM – Negara-negara Afrika menyebutkan minta kendaraan listrik dari hasil produksi Negara Republik Indonesia.
Hal ini diketahui dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Seperti apa permintaan Negara-negara Afrika yang minta kendaraan listrik ini.
Dikutip dari Viva, Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja di beberapa negara di Afrika seperti Republic of Kenya, Republic Demokratik Kongo (RDK), dan Zimbabwe pada 20-24 Januari 2023.
Dalam kunjungan di Kenya, pemerintah Kenya sempat bertanya kepada Luhut dari mana mereka bisa mendapat kendaraan listrik.
“Ya sudah, saya bilang ambil lah dari Indonesia, tidak usah ke tempat lain,” kata Luhut dalam ‘Saratoga Investment Summit 2023’ di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, 26 Januari 2023.
Luhut mengatakan bahwa sebelumnya Pemerintah Kenya sempat mendapat tawaran dari sejumlah negara dan perusahan-perusahaan otomotif asal Eropa, perihal pasokan kendaraan listrik tersebut.
“Tapi saat ditawarkan untuk mengambil dari Eropa, Mereka bilang tidak mau. Maka saya bilang ambil lah dari Indonesia. Jadi belum apa-apa Afrika itu sudah minta kendaraan listrik dari kita,” ujarnya.
Luhut menilai bahwa kesempatan untuk menjadi pemasok kendaraan listrik bagi Kenya dan sejumlah negara lainnya di Afrika, merupakan peluang yang harus segera disambut dan ditindaklanjuti realisasinya.
Apalagi, populasi di Afrika itu mencapai 1,3 miliar orang, sehingga berpeluang menjadi pasar potensial bagi kendaraan listrik.
“(Populasi di Afrika) itu bukan angka yang kecil, tapi market-nya harus kita buka,” kata Luhut.
Dia memastikan telah melaporkan peluang permintaan kendaraan listrik dari Kenya tersebut kepada Presiden Jokowi.
Guna mengakomodir nya, Luhut memastikan bahwa pemerintah akan segera memperkuat rencana tersebut melalui kedutaan-kedutaan besar RI di negara-negara Afrika khususnya Kenya, Kongo,dan Zimbabwe.
“Harus ada atase perdagangan dan atase pertahanan, supaya kita bisa meng-cover daerah itu. Jangan sampai kita bilang itu calon market baru, tapi kedutaan besar kita di sana tidak kita siapkan untuk mengakomodir nya, kan tidak ada gunanya kalau begitu,” ujarnya.
Editor: Do