Kecanduan Judi “Online”, Ayah Jual Bayinya Sendiri

Kecanduan Judi "Online", Ayah Jual Bayinya Sendiri
Ilustrasi

SEKILASRIAU.COMJagat maya dihebohkan dengan kabar seorang ayah nekat jual bayinya sendiri lantaran kecanduan judi “online” saat sang ibu merantau.

Sang ayah menjual bayinya kepada Pasutri yang belum memiliki anak setelah 10 tahun menikah.

Kabar itu pun viral, sehingga menjadi topik perbincangan hangat.

Berdasarkan penelusuran Sekilas Riau, sang istri berinisial D (24) tengah merantau bekerja di Kalimantan. Ia kaget ketika mendengar kabar bayinya yang masih 11 bulan dijual suaminya sendiri, RA (36).

D tak menyangka buah hatinya tega dijual seharga Rp 15 juta melalui media sosial karena kehabisan uang akibat judi online.

Dia menawarkan anaknya yang berusia 11 bulan setelah melihat unggahan pasangan suami istri (pasutri) berinisial HK (32) dan MON (30) yang sedang menginginkan anak.

“Mereka (pembeli) pasutri, sudah 10 tahun menikah, tapi belum punya anak,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota Kompol David, Senin (7/10/2024) dikutip dari Kompas.com.

Keluarga ikut antar, tak tahu bayi dijual

BS (56), kakek dari bayi 11 bulan yang dijual orangtuanya sendiri dengan harga Rp 15 juta, tidak menaruh kecurigaan kepada menantunya yang menjual sang cucu.

Awalnya, BS diajak pergi ke Tangerang oleh menantunya, RA, untuk meminjam uang kepada saudara.

RA membawa serta bayinya dan anak pertamanya, F.

“Awalnya sebenarnya kan Bapak yang diajak ke sana itu (Tangerang) habis isya malam-malam Itu, saya sama cucu saya ini (F, anak pertama dari suami pertama) diajak. Alasannya, ‘ayo Pak kami mau minjam uang ke tempat saudara’,” kata BS, Selasa (8/10/2024).

BS awalnya tidak tahu diajak ke Tangerang. Sebab, ia baru lima bulan di Jakarta sehingga tidak memahami lokasi.

Sesampainya di sana, RA bertemu dengan pelaku yang membeli bayinya. Sedangkan BS menunggu di warung kopi yang jaraknya tidak jauh.

Namun, BS bingung saat RA kembali. Ketika hendak pulang, cucunya yang berumur 11 bulan tidak ikut dengan bersamanya pulang ke Jakarta Timur.

“Setelah selesai minum kopi diajak pulang, ‘oh iya malam pulang, Pak’, Begitu berdiri saya menuju mobil, saya menoleh dan nanyain ‘bayi kenapa enggak dibawa?’,” kata BS.

Saat itu, RA menjelaskan bahwa bayinya sedang dibawa saudara dan akan dikembalikan minggu depan.

Tak tahu pelaku kecanduan judi “online”

Kedua mertua RA, tidak mengetahui menantunya kecanduan judi online hingga nekat menjual anak bayinya sendiri.

“Kami tidak tahu persis masalah dia yang begitu (kecanduan judi online),” ujar BS.

Kakek itu mengatakan, ia tinggal satu rumah bersama RA di kontrakan wilayah Pondok Rangon, Jakarta Timur. Sementara, D, putri BS yang juga istri dari RA berada di Kalimantan untuk bekerja.

Meski tinggal serumah, BS mengaku tak setiap hari bertemu RA lantaran menantunya itu jarang pulang ke kontrakan. Sebab, kata BS, RA bekerja sebagai sopir truk ekspedisi.

Oleh sebab itu, BS tidak melihat ada hal aneh dari menantunya.

Lebih lanjut, AN (50) istri dari BS mengaku tidak menyangka menantunya kecanduan judi online karena ia tidak pernah melihat RA bermain judi.

“Enggak pernah tahu (RA bermain judi online), perlakuannya kan baik kalau sehari-harinya. Dia sama keluarga dan anak sambungnya juga ya sayang. Makanya kita enggak menyangka di situ,” ujar AN.

Ibu bayi kerja di Kalimantan

D Bekerja di Kalimantan untuk memperbaiki ekonomi keluarga, sebelum bekerja di kalimantan D dan RA berjualan warung makan yang tak jauh dari kontrakannya.

“(D) sudah tidak kerja lagi (sejak bayinya dijual RA), makanya itu kadang dibantu sama keluarga dikit-dikit, ya enggak ada pemasukan,” kata AN.

Setelah D berhenti bekerja, keluarganya mengalami kesulitan ekonomi. Bahkan, dia tak bisa membayar sewa kontrakan selama dua bulan.

“Kami juga kan belum pegang duit juga. Jadi kita ngomong gitu ke pemilik kontrakan, lalu minta maaf gitu,” ucap AN.

Mimpikan Anaknya Tiap Malam

D mulai menaruh kecurigaan anaknya dijual ketika setiap malam memimpikan buah hatinya. Lebih lanjut D tak tahu bayinya yang baru berusia 11 bulan dijual oleh suaminya sendiri.

Sebab, saat itu, D berada di Kalimantan untuk bekerja. Ketika RA ditanya keberadaan anaknya oleh sang istri, dia selalu beralasan berada di tempat saudara.

RA selalu beralasan kepada istrinya, jika ingin bertemu buah hatinya sebaiknya pulang saja dari Kalimantan.

“Pokoknya katanya ‘Aku harus bisa pulang, kepikiran. Aku merasa enggak enak benar, tiap malam aku selalu mimpi anak itu datang’,” kata ibu D alias nenek korban, AN.

D semakin curiga usai suaminya mengirimkan uang sebesar Rp 1 juta ke dirinya. Sebab, D tahu suaminya tak punya banyak uang.

RA beralasan uang tersebut diperoleh dari pinjaman saudara.

“Istrinya mulai curiga itu ketika dikirim uang sejuta. Katanya ‘Yah kamu uang dari mana, kamu bisa ngirimin aku uang sejuta, sedangkan di sana saja kan pas-pasan untuk mama, untuk beli susu’,” terang AN.

Saat itu D ingin segera pulang ke Jakarta. Namun, ia belum genap satu bulan bekerja di sebuah restoran di Kalimantan.

D akhirnya bisa kembali ke Jakarta usai mendapatkan bantuan dari teman-temannya. Saat itulah dia mengetahui bayinya sudah dijual oleh suaminya sendiri.

“Pokoknya gimana caranya bisa pulang, sampai di Jakarta sisa duit Rp 500.000,” tambah AN.