Berita  

Mengenal Motif Batik Parang Lereng dan Alasan Dilarang di Pernikahan Kaesang dan Erina

Mengenal Motif Batik Parang Lereng dan Alasan Dilarang di Pernikahan Kaesang dan Erina

SEKILASRIAU.COMMengenal motif Batik Parang Lereng atau parang rusak dan alasan kenapa dilarang di gunakan saat pernikahan Kaesang dan Erina.

Motif batik parang lereng menjadi perbincangan hangat, lantaran dilarang di acara pernikahan anak bungsu Presiden Joko Widodo.

Apa alasan tamu tidak boleh menggunakannya saat tasyakuran pernikahan Kaesang – Erina?

Dikutip dari pikiran rakyat, salah satu aturan dilarang menggunakan motif parang lereng atau parang rusak tertulis pada undangan tamu tasyakuran pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming kakak Kaesang menjelaskan jika aturan pelarangan pakai batik parang lereng bukan datang dari keluarga, melainkan dari pihak Pura Mangkunegaran.

Di mana, Pura Mangkunegaran adalah lokasi resepsi pernikahan Kaesang dengan Erina Gudono.

Apa artinya motif batik parang lereng dan makna parang rusak?

Motif parang lereng adalah salah satu rupa batik tua yang motifnya terlihat berulang mengikuti garis diagonal.

Jika dirunut dari bahasa, ‘parang’ berasal dari kata ‘pereng’ yang artinya adalah lereng.

Perengan menggambarkan garis menurun dari tinggi ke rendah.

Kemudian, motif berulang dari parang lereng dengan dasar S terinspirasi dari ombak samudra yang bermakna tidak kenal putus asa.

Dalam filosofi Jawa, batik parang mempunyai makna agar tidak pernah menyerah, seperti ombak yang tak berhenti bergerak.

Pada buku ‘Batik Nusantara’ (2011) oleh Ari Wulandari, motif parang lereng ini dimaknai sebagai ketangkasan, kewaspadaan, dan kontituinitas antara pekerja dengan pekerja lain.

Sementara, motif batik parang rusak artinya adalah masih kuat, sabar dan mampu kendalikan (baca: berperang menahan) daya nafsu meski dalam keadaan kepayahan.

Motif batik parang rusak konon tersipta saat Penembahan Senopati bertapa di Pantai Selatan.

Ia terinspirasi dari ombak yang tidak pernah lelah menghantam karang pantai.

Jenis-jenis motif batik parang antara lain: batik parang motif merak, batik parang centong, batik parang cantel, batik parang kusumo, batik parang curigo mlinjon, batik parang sketsa, batik parang seling warna, batik parang bermakna, batik parang tuding, dan batik parang rusak barong.

Alasan motif batik parang tidak boleh ada di tasyakuran atau pesta pernikahan karena dipercayai dalam filosofi Jawa, bisa membawa keluarga baru tersebut penuh dengan cekcok dan perselisihan atau pernikahan.

Dalam adat Jawa, motif batik parang adalah yang tertua sekaligus sakral.

Tidak cocok digunakan ketika ada ritual pertemuan dua sejoli yang akan membangun rumah tangga.

Demikian penjelasan apa artinya batik ini dan filosofi lengkap alasan tamu tidak boleh menggunakannya saat tasyakuran pernikahan Kaesang – Erina.

Editor: Do