SEKILASRIAU.COM – Ismunandar yang akrab disapa Ngah Nandar seorang tokoh pemuda melayu Dumai mengapresiasi langkah cepat dan tegas Wako Paisal yang menyesalkan sikap arogan oknum petugas keamanan di kawasan Dumai Islamic Center (DIC).
Ia menilai, pernyataan Wali Kota menunjukkan kepekaan dan komitmen pemerintah dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan di atas formalitas aturan.
Menurut Ngah Nandar, persoalan yang viral itu bukan semata soal pelanggaran SOP atau penertiban pedagang, melainkan menyangkut etika dan cara berkomunikasi petugas kepada rakyat kecil.
“Saya sangat menghargai langkah cepat Pak Wali Kota yang langsung merespons dan memerintahkan investigasi internal. Hal ini menunjukkan beliau punya empati. Tapi kita juga harus ingat, masalah ini bukan hanya soal aturan, melainkan soal etika dan sikap aparat terhadap masyarakat,” ujar Ngah Nandar kepada SekilasRiau.com, Rabu (29/10/2025).
Ia menambahkan, tindakan petugas yang berbicara dengan nada tinggi atau mempermalukan warga apalagi kepada seorang perempuan tua itu tidak dapat dibenarkan dalam konteks pelayanan.
Menurutnya, aturan boleh ditegakkan, tapi dengan cara yang beradab dan manusiawi.
“Kita semua paham, DIC harus dijaga ketertiban dan kesuciannya sebagai kawasan religi. Tapi pelaksanaan penertiban juga harus dibingkai dengan nilai-nilai Melayu, nilai kemanusiaan, dan adab. Itulah jati diri kita di tanah Dumai ini,” kata Ngah Nandar.
Pria dinilai idealis itu juga beranggapan langkah evaluasi dan investigasi internal yang diperintahkan Wali Kota sebagai bentuk tanggung jawab moral dan politik seorang pemimpin daerah.
Harapan Ngah Nandar
Ia berharap hasil investigasi nanti dapat menjadi bahan pembenahan menyeluruh terhadap pola kerja dan pendekatan petugas di lapangan.
“Saya berharap kejadian ini jadi pelajaran bersama. Pemerintah perlu menekankan pelatihan etika pelayanan publik dan komunikasi humanis bagi seluruh petugas keamanan maupun aparatur lainnya,” imbuhnya.
Di akhir pernyataannya, Ngah Nandar mengajak masyarakat untuk mendukung langkah Pemerintah Kota Dumai menjaga keseimbangan antara ketertiban ruang publik dan hak masyarakat kecil untuk mencari nafkah secara bermartabat.
“Kita dukung kebijakan penataan, tapi jangan sampai rakyat kecil merasa diintimidasi. Mari sama-sama jaga Dumai agar tetap menjadi Kota Idaman yang beradab, ramah, dan saling menghormati,” tutupnya.
Wali Kota Dumai Sesalkan Aksi Arogan Satpam DIC
Sebelumnya telah diberitakan, Wali Kota Dumai, H. Paisal, merespons viralnya video penertiban pedagang di kawasan Dumai Islamic Center (DIC) pada 19 Oktober 2025.
Video yang memperlihatkan Suryani (58), seorang lansia, bersama anaknya Erwin, tengah ditegur oleh petugas keamanan, memicu gelombang keprihatinan dan kecaman di media sosial.
Dalam keterangan resminya yang dikeluarkan Rabu (29/10/2025), Wali Kota H. Paisal menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden tersebut.
“Kita sangat menyayangkan apa yang terlihat dalam video, karena tidak sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kearifan lokal yang selama ini kita junjung. Apalagi, hal ini terjadi di kawasan religi seperti DIC,” ungkapnya.
Ditekankan Wako
Namun demikian, Wali Kota H. Paisal juga menekankan bahwa penertiban di kawasan DIC dilakukan berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan, sebagai bagian dari upaya menjaga ketertiban, kebersihan, dan fungsi utama DIC sebagai pusat ibadah dan aktivitas keagamaan.
“Kami memahami kekhawatiran yang muncul di masyarakat. Perlu kami tegaskan bahwa penataan ini bertujuan untuk memberikan ruang yang lebih baik bagi para pedagang. Kami telah menyediakan Zona UMKM secara khusus agar aktivitas jual beli dapat berlangsung lebih tertib, nyaman, dan aman, tanpa harus menggunakan area utama DIC yang memang tidak diperuntukkan untuk berjualan,” jelasnya.
Investigasi Menyeluruh
Menanggapi kejadian tersebut, orang nomor satu Dumai telah memerintahkan investigasi internal melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemanfaatan dan Pengamanan Aset Daerah Kelas A untuk menelusuri kronologis kejadian, mengidentifikasi petugas yang bertugas, serta mengevaluasi cara komunikasi dan pendekatan yang digunakan selama penertiban.
“SOP-nya benar, tetapi pelaksanaannya harus humanis. Jika terbukti ada petugas yang menggunakan nada tinggi, sikap arogan, atau tindakan yang melukai perasaan warga, itu adalah pelanggaran terhadap semangat khidmat pelayanan publik yang kita gaung-gaungkan,” tegas Wali Kota.
Orang nomor satu Dumai kembali menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membiarkan warga diperlakukan secara tidak manusiawi, apalagi hanya karena berusaha memenuhi kebutuhan hidup. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya keseimbangan antara hak mencari nafkah dan tanggung jawab menjaga fungsi ruang publik.
“Penertiban di ruang publik harus dilakukan dengan pendekatan humanis, dialogis, dan edukatif, bukan dengan kekerasan verbal atau tindakan yang menimbulkan trauma,” ujarnya.
Wali Kota mengajak seluruh masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi, serta bersama-sama menjaga kondusifitas sosial di Dumai Kota Idaman.
“Mari kita jaga DIC sebagai ruang ibadah, silaturahmi, dan pemberdayaan, bukan sebagai tempat konflik atau ketakutan,” ajaknya.
Pemerintah Kota Dumai menegaskan komitmennya untuk melindungi hak-hak warga, terutama kelompok rentan seperti lansia dan pedagang kecil, agar dapat mencari nafkah secara bermartabat, tertib, dan tanpa rasa takut, dalam koridor aturan yang adil dan penuh empati. (Red)










