Pasca-Ledakan Kilang Dumai, Warga RT 02 yang Tercoret Daftar Buffer Zone Minta Pertemuan Khusus

Pasca-Ledakan Kilang Dumai, Warga RT 02 yang Tercoret Daftar Buffer Zone Minta Pertemuan Khusus
Foto: Warga RT 02, Hamdani, saat menyampaikan persoalan Buffer Zone Pasca-ledakan saat pertemuan terbuka di kantor Kelurahan Tanjung Palas

SEKILASRIAU.COM – Kekecewaan mendalam disampaikan warga RT 02 Tanjung Palas dalam hearing terbuka bersama Pertamina RU II Dumai paska-ledakan kilang yang digelar di halaman Kantor Lurah Tanjung Palas, Kamis (2/10/2025) pagi.

Keputusan Pertamina mencoret RT 02 dari daftar Buffer Zone menjadi topik pertemuan.

Pasalnya, insiden ledakan kilang pada Rabu malam (1/10/2025) justru membuktikan bahwa wilayahnya berada dalam area berisiko tinggi terhadap keselamatan warga.

Sejak awal, rumah-rumah warga RT 02 yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari pagar kilang sudah masuk pendataan bahkan ditandai atau dicoret sebagai rencana relokasi.

Namun secara mengejutkan, hasil evaluasi terbaru Pertamina justru mengeluarkan kawasan tersebut dari Buffer Zone.

Mewakili perwakilan masyarakat RT 02, Hamdani, minta pertemuan khusus dengan Pertamina yang turut dihadiri pemerintah serta DPRD Dumai terkait pembahasan Buffer Zone.

Hal itu Dikatakannya mengingat ratusan warga Tanjung Palas yang hadir dalam hearing terbuka bukan dari warga RT 02 saja.

“Kalau bisa hari ini pak pertemuannya untuk persoalan Buffer Zone khusus RT 02,” ujar Hamdani, disambut tepukan tangan warga yang hadir.

Dalam pertemuan tersebut, warga menilai batas 50 meter Buffer Zone jauh dari aman.

Dampak ledakan, suara gemuruh, hingga kepanikan massal membuktikan bahwa radius bahaya bisa menjangkau ratusan meter bahkan hampir satu kilometer.

Beberapa warga bahkan harus mendapat perawatan intensif akibat trauma dan shock.

“Ledakan tadi malam adalah bukti pak, sejauh mana warga terdampak. Bukan hanya 50 meter dari pagar kilang,” kata warga Tanjung Palas akrab disapa Amal.

“Intinya disini pak, kami warga yang berdekatan dengan kilang merasa tidak nyaman lagi. Bukan kali ini ibseden ya pak. Sudah berkali kali,” terangnya.

Dalam forum yang turut dihadiri GM Pertamina RU II Dumai Iwan Kurniawan, Ketua DPRD Dumai Agus Miswandi, Lurah Tanjung Palas, serta tokoh masyarakat, warga menuntut kejelasan dan konsistensi sikap perusahaan.

Mereka menegaskan, keputusan sepihak Pertamina hanya memperlebar jurang ketidakpercayaan dengan masyarakat.

Selain persoalan Buffer Zone, warga juga menyoroti lambannya informasi bahaya ketika insiden terjadi.

Padahal, di sekitar pagar kilang sudah terpasang pengeras suara (Toa) yang seharusnya bisa digunakan untuk peringatan dini.

Hearing terbuka itu memperlihatkan keresahan warga yang merasa keselamatan mereka diabaikan.

Insiden ledakan menjadi bukti nyata bahwa kawasan mereka bukan sekadar “zona aman”, melainkan benar-benar berada dalam lingkar ancaman.

Menanggapi pernyataan masyarakat tersebut, Iwan Kurniawan Genaral Manager PT KPI RU II Dumai akan segera menindaklanjuti persoalan dampak kejadian inseden kilang Rabu malam.

“Kami memohon maaf atas kejadian ini, dan Kami akan berkoordinasi untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat,” sebutnya

Sementara itu, Wakil Wali Kota Dumai Sugiyarto mengaku akan tetap memberikan dukungan kepada warga, dan bagi yang membutuhkan fasilitas kesehatan ‎pihaknya sudah intruksikan Dinas Kesehatan untuk membantu warga yang terdampak.

“Kami juga meminta kepada warga untuk tetap menjaga suasana kondusif karena dengan kondisi yang kondusif permasalahan akan cepat selesai,” pungkasnya. (Red)