SEKILASRIAU.COM – Beberapa pekan terakhir ini, Kota Dumai diisukan menjadi suatu daerah tempat strategis dalam peredaran rokok tidak dilengkapi pita cukai, Rabu (28/5/2025).
Hal ini terbukti dari mudahnya rokok yang sering disebut ilegal tersebut ditemukan di warung-warung kelontong dan lainnya.
Bahkan baru-baru ini beredar pemberitaan miring yang mengatakan ada sebuah gudang rokok ilegal di tengah perkotaan.
Maraknya peredaran rokok tanpa cukai di Kota Dumai itu diduga lantaran lemahnya pengawasan dari intansi terkait.
Berdasarkan penelusuran Sekilas Riau di akun medsos Instagram @Beacukaidumai, pada tahun 2025 ini tidak tampak adanya kegiatan mengenai rokok.
Terakhir, akun dengan centang biru tersebut mengunggah kegiatan BC Dumai dalam pemusnahan rokok ilegal pada akhir tahun 2024 lalu.
Terkait maraknya peredaran rokok tanpa cukai di kota Dumai, Sekilas Riau mencoba mengkonfirmasi Kepala BC Dumai, Gerald PH Pasaribu, melalui pesan WhatsApp. Walau sudah ceklis dua, ia belum menanggapinya.
Harapan Penikmat Rokok Tanpa Cukai
Seorang warga Dumai diketahui bernama Dedek, dengan terang mengakui sangat terbantu dengan adanya rokok tanpa cukai tersebut.
“Saya pribadi sebenarnya sangat terbantu dengan adanya rokok tanpa cukai ini lantaran harga murah. Sangat cocok dengan ekonomi sekarang,” ujar Dedek, yang mengakui penikmat rokok tanpa cukai tersebut, Rabu (28/5/2025).
Akan tetapi, lanjutnya, ia terkadang memiliki rasa khawatir tersendiri terkait kandungan dari rokok tersebut.
Bahkan Ia berharap, pemerintah khususnya Bea Cukai Dumai tidak melakukan penindakan terkait rokot ini. Melainkan membantu memastikan kandungannya.
“Kalau ditanya harus ditindak sebenarnya saya tidak setuju, bagusnya pemerintah memastikan ke masyarakat kandungnya aman atau tidak,” kata Dedek.
Ditanya terkait peredaran rokok tanpa cukai tersebut melanggar hukum, Dedek, malah geleng kepala.
“Tidak dibolehkan katanya langgar aturan, tapi beredar, macam mana itu. Jangan dong disalahkan penikmatnya, sama halnya dengan knapot brong ya kan. Tidak dibolehkan, tapi banyak di jual. Kan lucu itu. Semoga pemerintah dapat mencari solusi dan tentunya dengan melegakan hati rakyat,” pungkasnya. (Red)