SEKILASRIAU.COM – Peristiwa memalukan di dua pelabuhan penumpang Kota Dumai yang baru-baru ini viral dinilai telah mencederai citra tanah melayu.
Dua objek viral tersebut yakni Pelabuhan Terminal Penumpang Internasional dan Roro Dumai-Rupat.
Peristiwa pertama terjadi di Pelabuhan Internasional Kota Dumai. Kejadian yang tidak mengenakkan itu viral di media sosial setelah dua orang penumpang keluar dari dermaga diikuti sejumlah calo agen angkutan secara agresif.
Ironisnya, aksi para calo tersebut bahkan berlanjut hingga hampir ke luar kawasan pelabuhan. Parahnya lagi salah satu penumpang yang diikuti adalah seorang perempuan.
Meski para calo agent angkutan telah mengklarifikasi dan menyampaikan permintaan maaf, insiden ini tetap meninggalkan kesan buruk terhadap pelayanan di tanah melayu yang menjunjung tinggi adat dan kermahtamahan.
Kemudian peristiwa di Pelabuhan Roro Dumai-Rupat, rekaman video yang beredar pada Sabtu (5/7/2025) memperlihatkan sejumlah pengendara nekat menerobos antrean demi lebih cepat masuk ke dalam kapal.
Kejadian ini juga sebagai bukti lemahnya manajemen antrian Roro yang melayani jalur Dumai–Rupat.
Lonjakan penumpang di hari libur mestinya management pengelolaan telah mempersiapkan langkah-langkah untuk mengatasi hal yang bakal terjadi dari awal.
Apalagi fasilitas umum diketahui tidak memadai. Para penumpang harus berada tengah teriknya matahari untuk mengantre.
Tokoh Melayu Dumai Angkat Bicara
Atas kedua peristiwa tersebut, seorang tokoh melayu di Kota Dumai, Ismunandar, sangat menyesali peristiwa tersebut terjadi.
“Ini bukan sekadar soal pelayanan teknis. Ini soal marwah Tanah Melayu yang telah tercoreng,” ujar Ngah Nandar sapaan akrabnya kepada Sekilas Riau, Minggu (6/7/2025).
Ngah Nandar mengatakan Kota Dumai sebagai pintu masuk utama ke wilayah Riau dari jalur laut, seharusnya menampilkan citra yang baik dan menjunjung tinggi nilai-nilai melayu yang menjunjung keramahan tamahan.
“Kita kecam keras Pelindo sebagai pengelolaan pelabuhan penumpang internasional Kota Dumai. Ini bukti nyata mencederai marwah melayu,” kata Ngah Nandar.
Ia juga meminta Pelindo untuk segera memulihkkan citra marwah melayu terutama di sektor pelayanan penumpang di Pelabuhan Internasional Kota Dumai yang telah terjadi.
Selain Pelindo, Ngah Nandar juga menyorot pelayanan di pelabuhan penumpang roro Dumai-Rupat.
Dengan tegas, ia meminta management pengelola segera berbenah dan mencari solusi melayani penumpang menggunakan jasanya.
“Kejadian seperti itu bukanlah sekali dua kali terjadi. Kami minta segera berbenah dan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sitem layanan dan keamanan,” tegas Ngah Nandar.
Hingga artkel ini diturunkan belum ditemukan pernyataan resmi terkai viralnya dua pelabuhan penumpang di Kota Dumai. Baik itu dari Pelindo maupun perhubungan dan ASDP. (Red)