SEKILASRIAU.COM – Pasar tradisional yang ada di Kepenghuluan Menggala Sakti, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) tidak serta dibongkar.
Hal itu dikatakan Kasatpol-PP Rohil, Syafnurizal, SE kepada awak media melalui WhatsApp, Rabu (4/12/2024).
Dikatakan Syafnurizal, pihaknya juga akan melakukan koordinasi bersama unsur pimpinan kecamatan (UPIKA).
“Kami akan berkoordinasi bersama UPIKA (unsur pimpinan Kecamatan), di lapangan akan kami mempelajari, tidak serta kami membongkar,” ujar Rizal, sapaan Kasatpol PP Rohil itu.
Untuk lebih mengetahui situasi di lapangan, tambah Rizal, Satpol PP bahkan akan menurunkan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS).
“Makanya saya menurunkan PPNS,” tambahnya.
Sebelumnya, pada Kamis (3/10) lalu, pihak Kepenghuluan Menggala Sakti sudah mencoba untuk memindahkan para pedagang.
Upaya pemindahan pedagang tersebut mendapat kawalan dari pihak kepolisian setempat, meski terjadi sedikit ketegangan, namun pedagang berhasil menetap dan kegiatan jual beli berlangsung seperti biasa.
Anggota DPRD Rohil Sampaikan Solusi
Sebelumnya juga diberitakan, anggota DPRD Kabupaten Hilir, Jasrul Ilham ST berikan solusi untuk kedua belah pihak, Jumat (27/09/2024) lalu.
Selain solusi ini, pihaknya meminta Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir maupun Pemerintah Kepenghuluan Menggala Sakti untuk mempertimbangkan musyawarah.
Jasrul yang juga berdomisili di Kepenghuluan Menggala Sakti ini menjelaskan bahwa masyarakat tidak ingin lokasi pasar yang sekarang dipindahkan ke lokasi yang baru. Hal itu dikarenakan pasar tradisional ini sudah berdiri dari zaman dahulu.
“Pertama, keinginan masyarakat yaitu jangan sampai pasar yang sudah ada ini pindah, sebelum adanya Kepenghuluan Menggala Sakti, pasar ini sudah ada, sejarah dari Menggala Sakti ini adalah pasar ini. Pendiri dari pasar ini adalah orang-orang terdahulu, jadi jangan kita tinggalkan sejarah dari Menggala Sakti ini,” ungkap Jasrul kepada media.
“Kemudian yang kedua, dengan pindahnya pasar ini nantinya berapa banyak ekonomi masyarakat yang terganggu?,” tambahnya menanyakan.
Pinta Jasrul
Jasrul juga meminta pihak Kepenghuluan agar mensurvei, apa saja dampak relokasi pasar tersebut, bagaimana nasib warga yang sudah menggantungkan hidupnya dari berjualan di pasar Menggala itu.
“Coba survei langsung, berapa masyarakat yang berdampak jika pasar ini pindah, coba bandingkan dengan lokasi pasar yang baru dengan pasar yang sudah ada, disini ada janda dan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari berjualan di pasar Menggala ini,” jelas Anggota DPRD dari Dapil III ini.
Selaku anggota DPRD Kabupaten Rokan Hilir, Jasrul memberikan solusi, jika ingin membuka pasar yang baru silahkan, tentunya memberi dampak positif dan membawa ekonomi masyarakat ke arah yang lebih baik.
“Contoh yang semula masyarakat berjualan (di pasar Menggala, red) di hari Kamis, kalau ada pasar yang baru di hari yang lain, dengan demikian ekonomi masyarakat akan semakin bertambah, karena bisa berjualan dua kali dalam seminggu, pasti ada solusi, tapi jangan dipindah,” tuturnya.
Jika permasalahan keamanan jalan, kemarin pada Kamis (26/09/2024) saya melihat jika semulanya jalan lintas berkat ini tidak bisa dilalui kendaraan seperti kendaraan roda dua maupun mobil, maka kemarin setelah dikelola dan diatur dengan baik kini bisa dilalui baik itu kendaraan roda dua maupun mobil, dan menurutnya masalah itu masih bisa dimusyawarahkan.
Jasrul juga menambahkan bahwa ada laporan yang ia terima, dimana ada informasi di pasar Menggala tersebut pernah terjadi kecelakaan sehingga cedera dan meninggal dunia, Jasrul secara tegas membantah isu tersebut.
“Saya lebih kurang 20 tahun di Menggala ini, saya tidak pernah mendengar cedera meninggal di lalu lintas karena pasar,” tegasnya.
Jasrul berharap pemerintah Rokan Hilir maupun Pemerintah Kepenghuluan Menggala Sakti agar mau memusyawarahkan permasalahan pemindahan pasar tersebut.
“Jadi saya berharap untuk masalah pasar ini ayo kita musyawarahkan dengan lapang dada, hati yang tenang, dengan adanya pasar ini banyak dampak positif seperti pembangunan mesjid tetap berlanjut ada sekolah yang terbantu yaitu Mi, Mts, dan madrasah Aliyah, jadi ada tiga sekolah terbantu, saya berharap masalah masih bisa kita musyawarah kan,” tutup Jasrul. (Tim)
Editor: Redaksi