Tameng Adat Akan Demo di Wilmar, Tuntut GM Simon Panjaitan dan PT GPN Angkat Kaki dari Kota Dumai

Tameng Adat Akan Demo di Wilmar, Tuntut GM Simon Panjaitan dan PT GPN Angkat Kaki dari Kota Dumai
Foto bersama usai mencapai kesepakatan terkait persoalan belasan sekuriti akibat pergantian BUJP wilayah kerja Wilmar di Gedung LAMR Dumai

SEKILASRIAU.COMTameng Adat LAMR Kota Dumai akan melakukan aksi demo di gate PT Wilmar. Diantara poin tuntutan aksi meminta GM Simon Panjaitan dan PT Ganda Prabu Nusantara (GPN) untuk segera angkat kaki.

Berdasarkan surat pemberitahuan yang diterima Sekilas Riau, aksi penyampaian pendapat di muka umum tersebut akan digelar selama 31 hari. Mulai tanggal 10 Februari 2025 – 24 Maret 2025.

Aksi berlangsung dari pukul 09.00 WIB – 18.00 WIB dengan massa sebanyak 1.000 orang yang berfokus di gate Wilmar Dumai dan Pelintung.

Selain menuntut GM Wilmar dan PT GPN angkat kaki, juga meminta pihak-pihak terkait DPRD, Disnaker Kota Dumai untuk melakukan hearing terbuka.

Kemudian meminta kepada pihak Wilmar Nabati Indonesia selaku User untuk mememutuskan kontrak kerja kepada PT. GPN lantaran perekrutan tidak transparan dan tidak sesuai prosedur dan adanya dugaan Pungutan Liar (Pungli).

Selanjutnya meminta kepada PT. Wilmar Group untuk menunjukkan bukti pencatatan tenaga kerja yang sudah deregister oleh Disnaker Kota Dumai baik karyawan tetap maupun karyawan kontrak (Outsourcing).

Terakhir meminta kepada Aparat Penegak Hukum untuk mengambil langkah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku terkait adanya dugaan Pungli tersebut.

Panglima Tameng Adat

Panglima Tameng Adat LAMR Kota Dumai, Tengku Dedek Iskandar, membenarkan surat pemberitahuan akan melakukan aksi demo di PT Wilmar di mulai tanggal 10 Februari 2025 nanti.

“Benar, kami akan melakukan aksi demo di Wilmar demi memperjuangkan marwah melayu yang telah diinjak-injak,” ujar Tengku Dedek, saat dihubungi Sekilas Riau, Jumat (7/2/2025).

Dikatakan Tengku Dedek, aksi ini buntut dari pelecehan hasil notulen kesepakatan yang telah dibuat antara PT Wilmar, PT GPN bersama LAMR Dumai dan juga disaksikan pihak TNI Polri serta Disnaker beberapa waktu lalu.

“Saat menandatangani rapat notulen, mereka sepakat akan mempekerjakan kembali belasan sekuriti anak tempatan yang kehilangan pekerjaan akibat pertukaran BUJP, namun kesepakatan itu mereka langgar tanpa ada kejelasan. Bahkan PT GPN sanggup lari dari hasil notulen itu dengan mengatakan tidak akan mempekerjakan kembali belasan sekuriti saat pertemuan di kantor Disnaker tadi pagi. Jelas pelecehan terhadap Payung Negeri di kota Dumai ini,” ungkap Tengku Dedek.

Tengku Dedek menambahkan, persiapan-persiapan aksi ini telah berlangsung sejak seminggu yang lalu.

Ditanya terkait informasi adanya massa dari luar Kota Dumai yang akan ikut bergabung dalam aksi demo tersebut, Tengku Dedek juga membenarkan. Akan tetapi dirinya tidak merinci secara detail seberapa banyak.

“Massa di luar Kota yang turut bergabung itu adalah orang-orang dari Lembaga Adat Melayu Riau yang menunjukkan solidaritasnya menjaga marwah melayu ini. Jumlahnya nanti kita ungkap. Saat ini kami tengah melakukan persiapan termasuk dari Ormas dan masyarakat Dumai,” pungkasnya. (Red)