Tokoh Masyarakat Kritik Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Kilang Dumai: Pertamina Seharusnya Malu

Tokoh Masyarakat Kritik Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Kilang Dumai: Pertamina Seharusnya Malu
Tokoh Masyarakat Kritik Kegiatan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Kilang Dumai: Pertamina Seharusnya Malu

SEKILASRIAU.COMKegiatan pemeriksaan kesehatan gratis yang digelar PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Dumai di halaman Kantor Kelurahan Tanjung Palas, Kamis (13/11/2025) lalu, menuai tanggapan tajam dari salah satu tokoh masyarakat setempat.

Mantan Ketua LPMK Tanjung Palas dua periode, Teguh Santoso, menilai kegiatan tersebut seharusnya tidak dijadikan ajang pencitraan sosial.

Menurutnya, persoalan kesehatan masyarakat di sekitar kilang telah lama disuarakan, namun tidak pernah ditindaklanjuti secara serius oleh pihak perusahaan.

“Perusahaan BUMN nomor satu di negara ini seharusnya malu buat seperti ini,” kata Teguh kepada Sekilas Riau, Kamis (13/11/2025).

Ia menjelaskan, masyarakat Tanjung Palas sudah sejak lama meminta agar Pertamina RU II Dumai membangun fasilitas kesehatan permanen.

Hal itu seperti klinik ataupun pos pelayanan medis tetap bagi warga yang berdampingan langsung dengan area operasi kilang. Akan tetapi, hingga kini permintaan tersebut belum terealisasi.

“Persoalan ini sudah kami sampaikan jauh hari. Warga tidak butuh kegiatan seremonial, tapi solusi nyata terhadap dampak lingkungan dan kesehatan yang mereka rasakan setiap hari,” ujarnya dengan nada kecewa.

Lebih lanjut, Teguh menilai bahwa kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis tersebut bukan bentuk kepekaan sosial yang tulus, melainkan hasil dari jeritan warga.

“Yang lebih sadisnya, kegiatan di halaman kantor kelurahan itu bukan karena inisiatif perusahaan, tapi karena jeritan warga. Kalau tidak ada desakan masyarakat, kegiatan itu tidak akan pernah ada,” ungkapnya dengan nada kesal.

Ia menegaskan, seharusnya perusahaan sebesar Pertamina tidak perlu menunggu warga bersuara keras untuk sekadar menunjukkan kepedulian.

Sebagai perusahaan BUMN yang berdampingan langsung dengan permukiman, Pertamina seharusnya telah lama membangun klinik kecil atau fasilitas kesehatan permanen sebagai wujud nyata tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat sekitar.

“Mereka itu bukan perusahaan kecil. Sudah puluhan tahun beroperasi berdampingan dengan warga. Bukannya membangun, malah sibuk cari panggung lewat kegiatan itu,” sindirnya.

Teguh berharap ke depan Pertamina RU II Dumai dapat memperhatikan aspirasi warga dengan lebih serius dan menyalurkan program CSR secara tepat sasaran, terutama di bidang kesehatan, lingkungan, pendidikan, air bersih dan tenaga kerja.

“Kami tidak menolak programnya, tapi caranya yang harus diperbaiki. Warga butuh komitmen nyata, bukan kegiatan seremonial,” tegasnya.

Kritik keras ini menjadi pengingat bahwa meskipun kegiatan sosial seperti pemeriksaan kesehatan gratis mendapat sambutan positif, masyarakat tetap menuntut perhatian yang lebih mendalam dan berkelanjutan dari perusahaan besar sekelas Pertamina RU II Dumai.

Dikatakan Teguh, jika Pertamina RU II Dumai tidak segera menindaklanjuti persoalan kesehatan warga secara konkret, maka masyarakat Tanjung Palas tidak akan pernah “berdamai” berdampingan dengan kilang.

“Cukup sudah pencitraan. Warga butuh tindakan nyata, bukan janji-janji manis,” tungkasnya.

Hingga artikel ini diterbitkan, GM KPI RU II Dumai, Iwan Kurniawan, belum dapat dihubungi untuk dimintai tanggapannya. (Red)