SEKILASRIAU.COM – Usai mengutuk sikap arogan oknum security kawasan Dumai Islamic Center (DIC), Ngah Nandar datangi rumah ibu Suryani beri dukungan dan bantuan.
Kedatangan Ngah Nandar pada Senin 27 Oktober 2025 sore itu disambut baik oleh keluarga besar ibu Suryani.
Tampak hadir mendampingi, Ketua Serikat Pekerja Nasional Dumai, Mhd Alfien Dicky Khasogi, Ketua PPDI Dumai, Iwan Ziro, Ketua PJS Dumai, Dedi Saputra.
“Kedatangan kami bukan untuk mencari panggung, tapi untuk memberikan semangat dan support kepada Ibu Suryani dan anaknya agar tetap kuat dan meneruskan usaha dagangnya,” ujar ketua Fap Tekal, Ngah Nandar, kepada awak media.
Dikatakan pria yang memiliki nama lengkap Ismunandar itu bahwa ia akan memastikan kasus pengusiran dengan terang menerang.
“Mudah-mudahan uluran tangan kecil dari kawan-kawan ini bisa meringankan beban Ibu Suryani. Dan terkait persoalan ini, kami akan teruskan ke hearing DPRD Dumai. Kami minta Ketua DPRD segera merespons cepat permohonan yang akan kami ajukan,” katanya.
Sementara itu, Ibu Suryani tak kuasa menahan haru saat menerima bantuan. Dengan suara bergetar, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada Ismunandar dan rombongan.
“Terima kasih atas kedatangan dan bantuannya, nak. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan kalian,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, aksi pengusiran seorang pedagang tua di kawasan Dumai Islamic Center (DIC) menjadi viral di media sosial dan menuai kecaman luas dari masyarakat, khususnya kalangan pemuda Melayu.
Dalam video berdurasi singkat itu, tampak Suryani (58) bersama anaknya Erwin (27) pedagang air mineral keliling diusir secara kasar oleh oknum security DIC.
Ketua Umum FAP TEKAL, Ismunandar, yang akrab disapa Ngah Nandar, mengecam keras tindakan arogan tersebut.
“Dumai ini tanah Melayu, tempat orang beradat dan beretika. Mengusir seorang ibu tua dan anaknya dengan cara seperti itu tidak mencerminkan adab Melayu,” ujarnya sebelumnya kepada media (26/10/2025).
Ngah Nandar juga menilai, Dumai Islamic Center bukan sekadar bangunan megah, tetapi simbol keislaman dan kehormatan masyarakat Melayu.
Karena itu, ia menuntut pihak pengelola DIC bertanggung jawab dan menyampaikan klarifikasi terbuka.
“Jika ada aturan larangan berjualan, sampaikan dengan santun, bukan dengan bentakan atau pengusiran. Apalagi itu tempat umum,” tegasnya. (Red)










