Ustad Yusuf Mansur Nyaleg Jadi Perbincangan Hangat di Media Sosial

Ustad Yusuf Mansur Nyaleg Jadi Perbincangan Hangat di Media Sosial

SEKILASRIAU.COMUstad Yusuf Mansur dikabarkan Nyaleg di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 menjadi perbincangan hangat di media sosial.

Ustad Yusuf Mansur diperkenalkan nyaleg itu dengan menggunakan Partai Perindo sebagai perahunya.

Hal ini seketika menuai kehebohan di media sosial hingga ditanggapi oleh Direktur Eksekutif Para Syndicate, Ari Nurcahyo.

Ari menilai pencalegan Yusuf Mansur tersebut tidak akan mengerek elektoral Perindo.

“Pencalegan hanya salah satu variabel saja yang membentuk tingkat pengenalan dan keterpilihan partai, karena itu kuncinya untuk mobilisasi pemilih adalah bagaimana ‘mengintegrasikan’ pencalegan, siapapun calegnya, termasuk UYM (Ustaz Yusuf Mansur), dengan branding dan program partai,” kata Ari, Rabu (9/11/2022) dikutip dari wartaekonomi.co.id.

Ia menekankan upaya mengintegrasikan itu merupakan langkah yang konstruktif dalam membentuk elektoral. Disana kekuatan partai akan saling menguatkan, baik partai maupun calegnya.

Apalagi disaat sistem pemilu proporsional terbuka seperti saat ini, Ari menilai pencalegan hanya merupakan salah satu variabel dari keterpilihan untuk elektabilitas partai. Selain itu dibutuhkan program yang baik dan branding partai yang bagus.

Dari keduanya, yakni daftar caleg dan branding partai, dan ditambah rekam jejak partai, ia yakin itu yang akan menjadi variabel sangat menentukan keterpilihan partai.

“Branding dan program partai membentuk image dan persepsi pemilih tentang tingkat pengenalan partai, baru kemudian ke arah tingkat keterpilihan,” jelasnya.

Karena itu, ia berpesan, partai saat ini tidak bisa hanya mengandalkan ketokohan calon-calon secara instan. Diakui hal itu, memang bisa sementara mengangkat atau mengerek keterpilihan/elektabilitas partai, tapi kalau tidak diintegrasikan dalam branding dan program, maka akan sia-sia.

“Pencalegan tokoh terkenal, seperti UYM, bisa jadi hanya sporadis saja, sulit untuk memberi dampak elektoral yang integratif dan masif untuk partai bersangkutan,” tegasnya.

Ia menekankan sejak awal harus disadari, membangun partai bukan sekadar mengincar elektoral. Banyak pekerjaan yang harus ditempuh sebelum sampai ke elektoral atau kursi parlemen. Diantaranya adalah menyiapkan https://sekilasriau.com/ustad-yusuf-mans…-di-media-sosial/ handal dan berkualitas, hingga menjalankan program dirasakan rakyat.

“Jadi bukan sekadar hanya rekrutmen caleg, apalagi hanya memilih tokoh yang instan saja,” imbuhnya.

Editor: Do