Sekilasriau.com – Pemilihan Penghulu (Pilpeng) serentak tahap III se Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), 47 bakal calon (bacalon) menjalani tes tertulis dan wawancara pagi ini, Selasa, (4/8/20) di Aula Ruang Rapat Dinas Perkim, Batu 6.
Kegiatan tes tertulis dan wawancara dibuka langsung oleh Wakil Bupati Drs.H.Jamiluddin didampingi Kepala Dinas Pembedayaan Masyarakat dan Desa (PMD) H.Yandra, S.IP, M.Si. Penguji para bacalon dari Universitas Riau (Unri).
Wakil Bupati berharap kepada para bakal calon jika sudah ditetapkan sebagai calon untuk dapat bertarung secara sprotif, tidak saling menjatuhkan dan berkompetisi secara fair agar Pilpeng berjalan aman, lancar dan kondusif.
Jamiluddin sebut, semua bacalon Penghulu adalah merupakan putra dan putri terbaik Rohil. Untuk itu ia menghimbau sekali lagi agar para bacalon mendukung penyelenggaraan Pilpeng dengan tidak melakukan black campaig.
“Saya bangga hadir pada pembukaan ini terlebih lagi semua bakal calon hadir pada tahap ini. Semoga Pilpeng tahap III berjalan lancar dan aman,”ujar Wakil Bupati Jamiluddin, yang juga Ketua DPC PDIP Kabupaten Rohil.
Yandra menambahkan, tes tertulis dan wawancara dilakukan secara tertutup karena setiap bacalon diberikan materi dan pertanyaan oleh penguji berbeda-beda. “Setiap calon dipanggil satu dengan meja terpisah,”ucapnya.
Mantan Kepala Bagian (Kabag) Tata Pemerintah (Tapem) Setda Rohil itu menegaskan, materi dan pertanyaan yang disampaikan oleh penguji bukan materi dan pertanyaan disiapkan oleh panitia monitoring, melainkan dari penguji.
“Soal di buat tenaga ahli dari Unri. Soal dari mereka, tidak dari panitia monitoring,”tegas Yandra didampingi Panitia Monitoring Irfadi Rusdiansyah, S, STP, M.si dan Sugianto, S.AP. Penguji yakni, Syofian, S.sos, M.Si, Khairul Amri, S.sos, M.Si, Tito Handoko, S.IP, M.Si dan Dedi Kusuma Habibie, S.IP, M.PA.
Salah satu penguji, Tito Handoko memuji apa yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) melalui Dinas PMD yang mana dalam pemilihan lokal menerapkan uji kompetensi dam assessment. Hal seperti kata Tito harus ditiru oleh Pemda lainnya karena sangat positif dan tentunya bisa melihat kredibilitas para bacalon.
“Melalui inilah kita bisa melihat kecakapan, kemampuan secara intelektualitas, emosional dan spiritual para bacalon,”ucap Tito ketika diwawancara usai tes didampingi Irfadi dan Sugianto. Dijelaskan Tito, saat tes tertulis, pihaknya mengajukan 50 pertanyaan, sedangkan wawancara, penguji mempertanyakan visi dan misi.
“Para bacalon sangat antusias mengikuti 2 ujian tadi meskipun dari 47 bacalon tidak semuanya menjawab pertanyaan dengan bagus dan memahami materi yang diberitakan. Selain visi dan misi, kami juga tanya soal bagaimana jika sudah terpilih menyelesaikan masalah yang ada di desa seperti komplik perbatasan dan masalah lainnya. Tentunya mereka harus faham,”ujarnya. (Ris)