SEKILASRIAU.COM – Nasi minyak viral dan menjadi trending topik perburuan dan perbincangan netizen baru-baru ini.
Nasi campur minyak goreng atau minyak jelantah memang sering dijumpai di kalangan masyarakat.
Ternyata Nasi campur minyak goreng atau jelantah juga mempengaruhi pada kesehatan.
Berikut penjelasan Dokter uraian tentang nasi minyak viral.
Dikutip dari detikhealth, nasi minyak disajikan bersama nasi, sambal, dan bumbu yang mengandung banyak minyak, bahkan jelantah alias minyak bekas.
Minyak tersebut membuat nasi menjadi lezat dan membangkitkan nafsu makan.
Mengapa hal itu bisa terjadi?
Dokter spesialis gizi klinik dr Raissa Edwina Djuanda, M Gizi, SpGK, AIFO-K juga mengatakan penggunaan minyak pada makanan memang disengaja untuk memperkaya cita rasa.
“Sebenarnya pemakaian lemak ini memang ada fungsinya salah satunya adalah biar jadi lebih gurih. Itu yang membuatnya enak,” jelasnya ketika ditemui detikcom, Rabu (18/1/2023).
Menurut dr Raissa, sebenarnya tidak masalah mengonsumsi minyak.
Namun, tetap perhatikan asupan minyak yang dikonsumsi setiap hari.
Takaran konsumsi minyak adalah 5 sendok makan per hari.
Jika pagi hari detikers sudah mengonsumsi nasi atau makanan yang digoreng, saat malam hindari makanan berminyak lainnya.
Dr Raissa juga menyarankan untuk memperhatikan kebersihan minyak yang digunakan pada makanan.
Hindari mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak yang sudah menghitam.
Minyak yang digunakan berulang-ulang dapat menimbulkan berbagai penyakit.
Pentingnya menjaga konsumsi minyak ini bukan tanpa sebab.
Asupan minyak yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kesehatan misalnya kenaikan berat badan yang berujung obesitas.
Apabila terlanjur obesitas, kondisi ini dapat menimbulkan penyakit penyerta lain seperti kolesterol atau perlemakan di hati.
“Ada orang yang dari perawakannya kurus tapi pas dicek ternyata fatty liver karena keseringan makan makanan seperti itu (yang mengandung minyak),” tambah dr Raissa.
Dikutip dari The Independent, terdapat penelitian yang dilakukan Richard Mattes, profesor dari Universitas Purdue, AS.
Penelitian tersebut menunjukkan lemak memberi sensasi rasa yang unik, berbeda, dan khas.
“Mengidentifikasi rasa lemak memiliki berbagai implikasi kesehatan yang penting. Pada konsentrasi tinggi, sinyal yang dihasilkan dari konsumsi lemak adalah menghalangi makanan (berbau) anyir,” kata Prof Mattes.
Editor: Do